Ahad 10 Oct 2021 08:10 WIB

Rencana Pengiriman PMI ke Taiwan Harus Disiapkan Matang

Penempatan pekerja migran dapat menekan angka pengangguran akibat pandemi.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Mas Alamil Huda
Petugas Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) berbincang dengan sejumlah Pekerja Migran Indonesia (PMI) saat sidak di rumah penampungan di Neglasari, Kota Tangerang, Banten, beberapa waktu lalu. Sidak tersebut guna memastikan protokol kesehatan Covid-19 di tempat tersebut pasca ditemukannya 27 PMI yang terpapar COVID-19 di Taiwan.
Foto: Antara/Fauzan
Petugas Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) berbincang dengan sejumlah Pekerja Migran Indonesia (PMI) saat sidak di rumah penampungan di Neglasari, Kota Tangerang, Banten, beberapa waktu lalu. Sidak tersebut guna memastikan protokol kesehatan Covid-19 di tempat tersebut pasca ditemukannya 27 PMI yang terpapar COVID-19 di Taiwan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPD RI LaNyalla Mahmud Mattalitti menyambut positif rencana pemerintah membuka kembali penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) ke Taiwan, seiring melandainya kasus Covid-19. Menurutnya, penempatan pekerja migran dapat menekan angka pengangguran akibat pandemi.

"Namun persiapan yang dilakukan harus matang. Terutama berkaitan dengan kesehatan para calon pekerja migran yang akan berangkat ke negara-negara penempatan," ujar LaNyalla lewat keterangan tertulisnya, Sabtu (9/10).

Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) diminta memastikan penerapan protokol kesehatan. Dimulai dari Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI) dan Lembaga Pelatihan Kerja Luar Negeri (LPK-LN).

"Kemudian ajak pihak-pihak yang berkepentingan di otoritas Taiwan untuk melihat kesiapan prokes kita dan calon pekerja yang akan berangkat. Sebagai bukti keseriusan kita dalam persiapan," ujar LaNyalla.

Kemenaker juga harus terus memantau dan menindak secara tegas. Apabila ada P3MI/LPK-LN yang tidak mematuhi protokol kesehatan yang sudah ditetapkan.

Di samping itu, ia menginginkan agar pekerja migran yang dikirim berkemampuan tinggi dan memiliki skill yang baik. Artinya, kualitas dari pekerja migran Indonesia sangat bagus, tidak hanya sehat secara jasmani, tetapi mempunyai keterampilan.

"Termasuk yang harus dikuasai oleh para pekerja migran Indonesia adalah bahasa asing, minimal Bahasa Inggris dan bahasa Taiwan," ujar LaNyalla.

Jika nanti otoritas Taiwan sudah membuka kembali penempatan pekerja migran Indonesia, ia mewanti-wanti Kemenaker untuk menekan angka penempatan migran ilegal. Terutama yang diberangkatkan oleh para sindikat.

"Ini tindakan merugikan dan tidak bertanggung jawab. Kemenaker harus mempunyai strategi mengantisipasinya dengan penguatan bersama lembaga-lembaga terkait," ujar LaNyalla.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement