Kamis 07 Oct 2021 17:35 WIB

Masjid Turki di Prancis Terima Ancaman Deklarasi Perang

Sentimen terhadap masjid-masjid di Prancis meningkat

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Nashih Nashrullah
Sentimen terhadap masjid-masjid di Prancis meningkat.Ilustras seorang polisi berjaga di depan Masjid Agung Paris, Prancis.
Foto: Reuters
Sentimen terhadap masjid-masjid di Prancis meningkat.Ilustras seorang polisi berjaga di depan Masjid Agung Paris, Prancis.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS – Masjid terbesar di Eropa yang sedang dibangun di kota StrasbourG, Prancis, menerima surat anonim. Di dalamnya tertulis beragam ancaman, mulai dari hinaan hingga pembunuhan.

Masjid Eyüp Sultan, yang saat ini sedang dibangun Konfederasi Islam Milli Görüş (CIMG), menerima surat tersebut pada Rabu (6/10) kemarin. 

Baca Juga

Surat anonim berjudul "Deklarasi Perang" ini mengklaim tidak ada ruang bagi Islam di Prancis. Tertulis pula, umat Islam yang tinggal di negara itu harus memilih antara agama mereka atau Prancis.

"Tentu saja mayoritas jamaah Anda akan memilih Islam. Lalu mengapa Anda masih di Prancis?" kata surat itu, dikutip di Daily Sabah, Kamis (7/10).

Surat itu juga mengatakan kepada umat Islam untuk bersiap menghadapi serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap masjid-masjid di negara itu. Dalam pesan tersebut, muncul klaim yang menyatakan kerumunan mereka cukup besar. "Persiapkan dengan baik, balas dendam dimulai," lanjut surat tersebut.

Ketua CIMG di Prancis Timur, Eyüp ahin, mengatakan mereka sebelumnya telah menerima ancaman serupa. Dia juga mengklaim terjadi lonjakan ancaman terhadap Muslim dan masjid di Eropa.

Dia menyebut sebelumnya menerima ancaman yang mengatakan alamat mereka dalam bahaya. Para pelaku juga mengancam akan keluar dan membunuh keluarga mereka, membom masjid, dan masih banyak lagi.

"Ancaman seperti itu terjadi di seluruh Eropa. Semua Muslim menerima ancaman seperti itu. Tapi saya yakin, kompleks ini mendapat perhatian lebih karena masjid ini adalah yang terbesar dari jenisnya di Eropa dan para pelaku ingin membuat suara mereka didengar," kata Ahin.

Dia juga mengatakan telah memberi tahu polisi dan otoritas terkait tentang surat itu. Komunitas Muslim setempat mengharapkan pernyataan dengan akal sehat dari para politisi, daripada pernyataan provokatif yang memicu kebencian.

Masjid yang terletak di Prancis timur ini memungkinkan ribuan Muslim yang tinggal di kota-kota Jerman dan Swiss terdekat untuk datang dan beribadah. Proses pembangunannya diharapkan selesai pada akhir tahun ini.

Masjid Eyüp Sultan memiliki kapasitas untuk menampung 2.500 orang di dalam ruangan. Akan disediakan pula museum tentang sejarah umat Islam di Prancis, pusat penelitian, perpustakaan, restoran, maupun fasilitas umum lainnya.

Awal tahun ini, masjid itu dirusak dengan kata-kata, "Tidak untuk Islam, kembalilah ke desamu", yang disemprotkan melintasi pagar di lokasi pembangunan.  

 

Sumber: dailysabah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement