Kamis 07 Oct 2021 05:18 WIB

Mahasiswa UMM Ubah Rambut Jagung Jadi Minuman

Saat ini penjualan minuman sari ragung masih berjalan dengan sistem menerima pesanan

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Gita Amanda
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengembangkan wirausaha desa dengan memanfaatkan rambut jagung (ragung).
Foto: dok. Humas UMM
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengembangkan wirausaha desa dengan memanfaatkan rambut jagung (ragung).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Limbah produksi yang berasal dari industri maupun pertanian selalu menjadi momok tersendiri bagi lingkungan. Di Desa Giripurno, Kabupaten Malang masih banyak rambut jagung yang pemanfaatannya kurang maksimal.

Melihat hal tersebut, sejumlah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melalui Program Kreatifitas Mahasiswa - Pendampingan Masyarakat (PKM-PM) mengembangkan wirausaha desa dengan memanfaatkan rambut jagung (ragung). PKM dengan judul "Pemanfaatan Ragung Sebagai Produk Pangan Fungsional Melalui Pemberdayaan Kelompok PKK Desa Giripurno Malang" ini telah lolos pendanaan pada Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi (Dikti). Tim tersebut telah melakukan pendampingan dengan memberikan wawasan dan pengetahuan selama 15 kali pertemuan yang diselenggarakan bagi ibu-ibu PKK.

Salah satu anggota, Siti Rofiatul menjelaskan, proses pembuatan ragung menjadi minuman sari ragung membutuhkan beberapa tahapan. Proses awal, yakni pemisahan dan pembersihan rambut dari jagungnya. Lalu ragung yang terkumpul direbus hingga kecoklatan, dilanjutkan dengan tambahan gula dan perasa minuman.

"Setelah melalui semua proses tersebut, minuman sari ragung baru bisa dikemas dengan botol," kata Rofiatul dalam keterangan pers yang diterima Republika, Rabu (6/10).

Selain mendampingi dalam pembuatannya, mahasiswa UMM juga memberikan materi terkait pengemasan, pembuataan akun e-commerce serta digital marketing. Pelatihan tersebut bertujuan agar minuman sari ragung dapat mendapatkan pasar yang lebih luas.

Adapun saat ini penjualan minuman sari ragung itu masih berjalan dengan sistem menerima pesanan. Beberapa kali minuman ini dipesan untuk acara-acara di desa. "Per botolnya, sari ragung ini dibandrol dengan harga Rp 5.000," ucapnya.

Menurut Rofiatul,pendampingan kepada ibu-ibu PKK dilakukan selama tiga bulan penuh dengan pertemuan luring dan daring. Meskipun sempat terkendala PPKM, tim masih berinisiatif untuk melakukan pertemuan secara daring, baik melalui grup WhatsApp ataupun  Zoom Meeting. Pada kegiatan ini, Rofiatul ditemani oleh Aggy Pramesti Wary (Biologi), Olivia Margareta (Bahasa Inggris), Siti Mariyatul Qibtiyah (Biologi) dan Eginuari Ilhani (Hukum).

Rofiatul berharap wirausaha yang dirintis bersama warga bisa berkembang dan mendapat partner lainnya. Begitu pula dengan pemasaran produk sari rambut jagung yang diharapkan bisa semakin dikenal oleh banyak kalangan. "Saya berharap wirausaha di desa Giripurno dapat berkembang dengan pesat, baik dalam aspek produksi maupun marketing," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement