Senin 04 Oct 2021 20:14 WIB

Heboh Produk 'Babi' Non-Daging, Muslim Amerika Serikat

Muncul produk nabati yang berpenampilan layaknya olahan babi

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Nashih Nashrullah
Muncul produk nabati yang berpenampilan layaknya olahan babi. Bendera Amerika Serikat
Muncul produk nabati yang berpenampilan layaknya olahan babi. Bendera Amerika Serikat

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK – Muslim di Amerika Serikat menolak adanya produk baru nabati yang memiliki penampilan dan rasa seperti daging babi giling. Meski produk ini asalnya bukan dari daging, namun ia juga tidak bisa benar-benar dibilang halal. 

Tak hanya Muslim, keberadaan produk ini juga ditentang pemimpin Yahudi di wilayah tersebut. 

Baca Juga

Dua organisasi yang mengesahkan makanan halal dan kosher, Islamic Services of America dan agen Ortodoks Union Kosher, mengindikasikan produk 'Impossible Pork' bermasalah, bahkan jika bahannya memenuhi standar ketat mereka. 

"Kami tidak akan menyetujui produk dengan nama yang menggunakan kata 'babi'," kata Wakil Presiden Islamic Services of America, Timothy Hyatt. Ia juga menambahkan, penolakan terhadap kata tersebut adalah standar internasional di antara lembaga sertifikasi halal dunia.

Dilansir di Washington Times Kepala Eksekutif divisi kosher Ortodoks Union, Rabbi Menachem Genack, mengatakan produk Impossible Pork belum menerima pengesahan. Meski demikian, ia menyebut produk pengganti daging giling nabati dengan nama Impossible Burger telah menerima pengesahannya.

“Ini masih menjadi masalah terbuka,” kata Rabbi Genack tentang pengganti daging babi non-daging ini.

Produk Impossible Pork memulai debutnya di sebuah restoran New York City, 23 September lalu. Keberadaan produk ini tampaknya sebagai penawaran alternatif bagi orang Yahudi dan Muslim yang taat, yang dilarang memakan babi. 

Bagi pemeluk agama yang taat, di antara 3,45 juta Muslim Amerika dan 7 juta Yahudi, pertanyaan tentang apa yang boleh dan tidak boleh dimakan bukanlah hal sepele.

Menciptakan produk yang secara resmi ditetapkan sebagai halal atau kosher, saat ini telah menghasilkan industri bernilai miliaran dolar, yang melayani kedua komunitas.  

 

 

Sumber: washingtontimes   

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement