Jumat 01 Oct 2021 16:15 WIB

PBB dan AS Kutuk Pembunuhan Pemimpin Rohingya di Bangladesh

PBB dan AS mengutuk pembunuhan pemimpin Muslim Rohingya bernama Mohib Ullah

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Esthi Maharani
Sebuah kuburan sedang dipersiapkan untuk menguburkan Mohibullah, perwakilan internasional pengungsi etnis Rohingya, di kamp pengungsi Rohingya di Kutupalong, Bangladesh, Kamis, 30 September 2021.
Foto: AP/Syafiqur Rahman
Sebuah kuburan sedang dipersiapkan untuk menguburkan Mohibullah, perwakilan internasional pengungsi etnis Rohingya, di kamp pengungsi Rohingya di Kutupalong, Bangladesh, Kamis, 30 September 2021.

IHRAM.CO.ID, NEW YORK – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Amerika Serikat (AS) pada Kamis mengutuk pembunuhan pemimpin Muslim Rohingya bernama Mohib Ullah. Mereka meminta agar pihak berwenang Bangladesh mengusut kasus tersebut secara tuntas.

Mohib Ullah yang berusia akhir 40-an dibunuh oleh pria bersenjata tak dikenal di sebuah kamp di Cox\'s Bazar pada Rabu malam. Dia memimpin salah satu kelompok komunitas terbesar yang muncul sejak lebih dari 730 ribu Muslim Rohingya melarikan diri dari Myanmar setelah tindakan keras militer pada Agustus 2017.

“PBB mendesak pihak berwenang Bangladesh untuk melakukan penyelidikan dan meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab,” kata Juru Bicara PBB Stephanie Tremblay dalam jumpa pers di New York, dilansir Al Arabiya, Jumat (1/10).

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengukapkan kesedihan dan rasa terganggunya oleh pembunuhan Mohib Ullah. Dia menyebut Ullah sebagai orang yang berani dalam membela hak asasi manusia (HAM) Muslim Rohingya di seluruh dunia. “Kami mendesak penyelidikan penuh dan transparan atas kematian Mohib Ullah dengan tujuan meminta pertanggungjawaban pelaku kejahatan keji ini,” kata Blinken dalam sebuah pernyataan.

Sebelumnya dikabarkan Pemimpin Muslim Rohingya Mohib Ullah ditembak mati di sebuah kamp pengungsi yang terletak di Bangladesh selatan. Juru Bicara Masyarakat Arakan Rohingya untuk Perdamaian dan HAM (ARPSH) Mohammad Nowkhim mengatakan Ullah sedang berbicara dengan para pemimpin pengungsi lain di luar kantornya setelah sholat maghrib. Kemudian tiba-tiba datang seorang pria bersenjata dan menembaknya tiga kali.

Ullah dilarikan ke rumah sakit utama Doctors Without Borders, Medecins Sans Frontieres (MSF) di kamp tersebut. Seorang tenaga medis mengatakan Ullah dibawa ke rumah sakit dalam kondisi sudah tidak bernyawa. Seorang wakil pengawas polisi di kota terdekat Cox's Bazar Rafiqul Islam mengatakan kepada kantor berita Reuters, Ullah telah ditembak mati. Namun, dia tidak menjelaskan secara rinci informasi itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement