Kamis 30 Sep 2021 16:59 WIB

Kemendag Tambah Ribuan Kontainer demi Kelancaran Ekspor

Jaminan kontainer diperoleh Kemendag dari berbagai negara.

Rep: Dedy Darmawan Nasution / Red: Hiru Muhammad
Aktivitas bongkar muat di Terminal Peti Kemas Makassar yang dikelola oleh PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) IV (Persero) di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (20/9/2021). Pemerintah melalui Kementerian BUMN memutuskan untuk mengintegrasi seluruh BUMN Kepelabuhan yaitu PT Pelindo I, II, III dan IV (Persero) yang dijadwalkan pada 1 Oktober 2021 guna meningkatkan kinerja pelabuhan, konektivitas maritim dan ekonomi nasional.
Foto: Antara/Arnas Padda
Aktivitas bongkar muat di Terminal Peti Kemas Makassar yang dikelola oleh PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) IV (Persero) di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (20/9/2021). Pemerintah melalui Kementerian BUMN memutuskan untuk mengintegrasi seluruh BUMN Kepelabuhan yaitu PT Pelindo I, II, III dan IV (Persero) yang dijadwalkan pada 1 Oktober 2021 guna meningkatkan kinerja pelabuhan, konektivitas maritim dan ekonomi nasional.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kementerian Perdagangan (Kemendag) memastikan akan ada tambahan suplai kontainer setiap bulannya demi menunjang kelancaran ekspor. Masalah kelangkaan kontainer saat ini menjadi persoalan serius karena menghambat aktivitas perdagangan antar negara yang disebabkan oleh pandemi Covid-19.

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, mengatakan, pemerintah bersama Kamar Dagang dan Industri Indonesia mencari terobosan bersama untuk bisa mendapatkan suplai kontainer tambahan. Kebutuhan kontainer harus dipenuhi karena Indonesia tengah mendapatkan banyak permintaan dari berbagai negara mitra dagang.

"Kelangkaan peti kemas menjadi masalah serius ketika Indonesia kebanjiran order karena dampak dari perang dagang AS dan China. Ini bisa dimanfaatkan untuk ekspor industri elektronika, alas kaki, garmen dan juga furnitur," kata Lutfi dalam konferensi pers, Kamis (30/9).

Ia mengatakan, jaminan kontainer diperoleh Kemendag dari berbagai negara. Itu disepakati usai pemerintah mempertemukan antarpengusaha eksportir dari Indonesia bersama pengusaha yang bisa menyiapkan kontainer.

"Untuk furnitur, kita dapat komitmen baru 800-1.000 kontainer per bulan. Lalu untuk ekspor produk makanan minuman ada komitmen 3.500-3.800 per bulan. Memang berdasarkan perhitungan kita perlu 1.000 kontainer per minggu untuk semua sektor," kata Lutfi menambahkan.

Meski demikian, Lutfi mengungkapkan, persoalan perdagangan antarnegara juga menyangkut tingginya ongkos logistik saat ini. Namun, pihaknya berharap dengan adanya komitmen penambahan kontainer, masalah yang dihadapi eksportir berkurang dan Indonesia bisa meningkatkan kinerja ekspor meski di masa pandemi Covid-19. "Mudah-mudahan ke depan tidak ada masalah. Saya yakin nanti terjadi keseimbangan baru," tuturnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement