Kamis 30 Sep 2021 10:50 WIB

AS Enggan Normalisasi Hubungan dengan Suriah

AS juga tidak mendorong negara lain untuk melakukannya.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Bendera Amerika Serikat
Foto: anbsoft.com
Bendera Amerika Serikat

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) mengatakan tidak memiliki rencana untuk menormalkan atau meningkatkan hubungan diplomatik dengan pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad. Washington pun tidak mendorong negara lain untuk melakukannya.

 

Baca Juga

"AS tidak akan menormalkan atau meningkatkan hubungan diplomatik kami dengan rezim Assad, kami juga tidak mendorong orang lain untuk melakukannya, mengingat kekejaman yang dilakukan oleh rezim Assad terhadap rakyat Suriah," kata juru bicara Departemen Luar Negeri kepada Reuters, Rabu (29/9).

Menurut dia, Assad tak memiliki legitimasi di mata Pemerintah AS. “Tidak ada pertanyaan tentang normalisasi hubungan AS dengan pemerintahannya saat ini,” katanya.

Ia mengungkapkan, AS percaya stabilitas di Suriah dan kawasan yang lebih luas hanya dapat dicapai melalui proses politik. Hal itu harus dicapai dengan mewakili keinginan semua warga Suriah. “Kami berkomitmen untuk bekerja dengan sekutu, mitra, dan PBB guna memastikan bahwa solusi politik yang langgeng tetap ada dalam jangkauan,” ujarnya.

 

Keengganan AS menjalin hubungan diplomatik dengan Suriah merupakan salah satu komentar terkuat yang datang dari pemerintahan Presiden Joe Biden hingga saat ini. Washington diketahui telah menangguhkan kehadiran diplomatiknya di Suriah sejak 2012.

Pada Juni tahun lalu, AS, di bawah pemerintahan mantan presiden Donald Trump, memberlakukan sanksi paling luas terhadap Assad dan lingkaran utamanya. Sanksi yang bertujuan mencekik pendapatan pemerintahan Assad itu bertujuan agar Suriah mau kembali dalam negosiasi yang dipimpin PBB guna mengakhiri konflik di negara tersebut.

 

Perang Suriah telah berlangsung selama satu dekade, yakni sejak 2011. Konflik sipil di sana telah menewaskan lebih dari 500 ribu orang dan menyebabkan jutaan warga lainnya mengungsi. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement