Selasa 28 Sep 2021 17:23 WIB

Revitalisasi Tugu Pamulang Ditargetkan Rampung Akhir Tahun

Revitalisasi akan menghabiskan anggaran sebesar Rp 200 juta.

Rep: Eva Rianti/ Red: Bilal Ramadhan
Perbandingan desain asli dan hasil pembangunan Tugu Pamulang di Jalan Siliwangi, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Provinsi Banten.
Foto: Istimewa
Perbandingan desain asli dan hasil pembangunan Tugu Pamulang di Jalan Siliwangi, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Provinsi Banten.

REPUBLIKA.CO.ID, PAMULANG -– Tugu Pamulang yang terletak di bundaran Jalan Siliwangi, Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel) bakal segera direvitalisasi mulai Oktober 2021. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Banten menargetkan pembangunan tersebut selesai pada akhir tahun 2021.

“Pembangunan Tugu Pamulang akan dimulai pada minggu ketiga di bulan Oktober 2021. Adapun, untuk penyelesaiannya ditargetkan di akhir Desember 2021,” ujar Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas PUPR Provinsi Banten, Arlan Marzan dalam keterangannya, Selasa (28/9).

Arlan menuturkan, revitalisasi Tugu Pamulang segera direalisasi usai diumumkannya pemenang sayembara desain Tugu Pamulang yang digelar oleh Gubernur Banten Wahidin Halim. Desain tersebut yang akan dipakai dalam pembangunan Tugu Pamulang.

Tugu yang sempat jadi polemik masyarakat karena bentuknya yang tidak sesuai harapan itu, nantinya akan direvitalisasi dengan dana ratusan juta rupiah. "(Revitalisasi Tugu Pamulang) akan menghabiskan anggaran Rp 200 juta,” ujar dia.

Gubernur Banten Wahidin Halim diketahui pada Senin (27/9) telah menyerahkan hadiah senilai Rp 20 juta dari kantong pribadinya kepada pemenang sayembara, yakni peserta nomor TGP0655 dengan Ketua Tim Dedi Kurniadi dan anggota Oma Marta Wijaya. Peserta itu memenangi sayembara yang diikuti 1.013 pendaftar tersebut.

Wahidin mengatakan sayembara itu diadakan sebagai upaya menjawab polemik perang opini di tengah masyarakat yang menginginkan desain Tugu Pamulang yang sesuai dengan kehendak masyarakat.

Sebagaimana diketahui, Tugu Pamulang yang saat ini berdiri di Jalan Siliwangi sempat menjadi bulan-bulanan dan bahan olokan warganet karena desainnya yang aneh seperti toren air dan tidak merepresentasikan wajah Pamulang atau Tangsel sama sekali. Sehingga banyak pihak meminta untuk dilakukan perbaikan.

“Tak heran memang sempat terjadi polemik perang opini. Maka saya bilang jalan keluarnya ya sudah buka saja (sayembara). Mendorong Dinas PUPR bahwa yang berkaitan dengan program pembangunan harus minta pendapat publik biar pembangunan juga mendapat legitimasi dan pengakuan dari masyarakat,” tutur Wahidin.

Dia berharap, hasil pembangunan Tugu Pamulang dari desain tersebut dapat diterima oleh masyarakat dan tidak lagi menimbulkan keriuhan. Sebab desainnya sendiri berasal dari ide dan kreativitas masyarakat melalui proses sayembara.

Wahidin menyinggung terkait pembangunan yang sebelumnya, kata dia merupakan langkah singkat dalam menangani kekumuhan akibat tumpukan sampah, sehingga bisa dikatakan itu dibangun dalam situasi darurat.

“Karena dulu itu dibangun dalam keadaan darurat keterpaksaan karena di situ dulu banyak sampah gak keurus. Dan saya juga telah melihat di lapangan, makanya saya tanya landasan filosofisnya,” ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement