Rabu 29 Sep 2021 00:20 WIB

Potensi Taliban Akses Senjata Nuklir Sejak Berkuasa Terbuka?

Penasihat keamanan Nasional Amerika Serikat sebut taliban bisa akses senjata nuklir

Rep: Puti Almas/ Red: Nashih Nashrullah
Penasihat keamanan Nasional Amerika Serikat sebut taliban bisa akses senjata nuklir. Ilustrasi senjata nuklir
Foto: Amir Kholousi, ISNA via AP
Penasihat keamanan Nasional Amerika Serikat sebut taliban bisa akses senjata nuklir. Ilustrasi senjata nuklir

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Mantan penasihat keamanan nasional Amerika Serikat (AS), John Bolton, mengatakan penarikan militer dari Afghanistan pada akhirnya dapat menyebabkan Taliban tak hanya berkuasa kembali di negara itu, namun juga memperoleh senjata nuklir dari Pakistan.  

Pemerintah Amerika Serikat yang dipimpin Presiden Joe Biden saat ini telah mendapatkan kritik secara luas atas keputusan penarikan pasukan dari Afghanistan. 

Baca Juga

Bolton menyebut bahwa kemungkinan senjata nuklir didapatkan dengan cepat oleh Taliban, membuat kelompok ini semakin memegang kendali dan bertindak sewenang-wenang atas negara di Asia Selatan itu. 

Sebagai mantan penasihat kseamanan nasional di era mantan presiden Donald Trump, Bolton kerap menjadi kritikus vokal terhadap kebijakan luar negeri Amerika Serikat saat ini. 

Secara khusus adalah tentang kebijakan Timur Tengah, menyarankan serangan pendahuluan dilakukan terhadap Iran yang bertentangan dengan Washington. 

Meski demikian, Bolton juga memberi banyak pujian untuk Biden. Salah satunya adalah dalam kesepakatan tentang kapal selam nuklir dengan Australia.  

Baca juga : Eko Patrio Doakan Kesembuhan Tukul Arwana

Kesepakatan tersebut dikatakan sebagai contoh tanggapan Amerika Serikat yang lebih luas terhadap China. Ini tidak berarti Amerika Serikat memberikan Australia rudal nuklir, tetapi kapal selam nuklir. “Inilah yang kami sebut kapal selam pemburu-pembunuh,” kata Bolton.  

Menurut Bolton, langkah tersebut memungkinkan Amerika Serikat melalui Australia untuk mengawasi China saat membangun kekuatan angkatan laut yang signifikan yang secara teori dapat membiarkannya mengejar Taiwan atau memasuki Samudera Hindia. 

“Ini adalah langkah maju yang besar bagi kami di Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Ini adalah sinyal nyata bagi hina bahwa kami bertekad untuk tidak membiarkan mereka sewenang-wenang,” jelas Bolton. 

 

Sumber: jpost 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement