Senin 27 Sep 2021 22:25 WIB

Petani Aceh Utara Mulai Kembangkan Tanaman Pinang

Harga pinang melonjak lebih dari dua kali lipat dalam beberapa bulan terakhir.

Petani menyortir buah pinang hasil panen (ilustrasi).
Foto: Antara/Wahdi Septiawan
Petani menyortir buah pinang hasil panen (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Dinas Perkebunan, Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Aceh Utara menyatakan, kalangan petani di daerah itu kini mulai mengembangkan tanaman pinang. Hal itu menyusul harga komoditas itu terus mengalami peningkatan.

Kepala Dinas Perkebunan, Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Aceh Utara, Lilis Indriansyah mengatakan, harga pinang saat ini mencapai Rp 25 ribu per kilogram. "Mulai melonjaknya harga pinang membuat para petani di Kabupaten Aceh Utara mulai kembali meliriknya. Sebelumnya, harga pinang di kisaran Rp 11 ribuan," kata Lilis di Lhokseumawe, Senin (27/9).

Ia mengatakan, pinang bukanlah tanaman perkebunan unggulan bagi petani di Aceh Utara. Sebelum lonjakan harga, pinang hanya sebagai pagar kebun masyarakat. Kenaikan harga lebih dari dua kali lipat itu membuat para petani mulai mengembangkannya di perkebunan dan area rumah mereka masing-masing, meskipun dalam jumlah terbatas.

"Petani Aceh Utara sedang bergairah mengembangkan tanaman pinang. Hal itu terlihat dari semangat para petani merawat dan membersihkan lokasi tanaman pinang yang selama ini dibiarkan begitu saja," kata Lilis.

Naiknya harga pinang beberapa bulan terakhir, dapat memengaruhi produksi komoditas ekspor tersebut di Kabupaten Aceh Utara. Luas lahan perkebunan pinang di Aceh Utara mencapai 12.350 hektare dengan produksi 4.804 ton per tahunnya atau 389 kilogram per hektare.

"Untuk target produktivitas pinang tahun ini yaitu 500 kilogram per hektare. Dengan kondisi seperti saat ini, kami optimistis target tersebut tercapai," kata Lilis.

Aulia Syukran (26 tahun), agen pengepul pinang di Aceh Utara mengatakan,  harga pinang kering saat ini Rp 25 ribu per kilogram. Harga tersebut mengalami penurunan dari sebelumnya yang mencapai Rp 27 ribu per kilogram.

"Saat ini, produksi pinang petani sangat tinggi, sehingga persediaan pinang melimpah. Kendati persediaan melimpah, harga beli tetap tinggi mencapai Rp 25 ribu per kilogram," kata Aulia.

Pinang yang dibelinya dari para petani dikirim ke Medan, Sumatra Utara. Pengiriman komoditas ekspor tersebut meningkat dari sebelumnya. "Biasanya dalam sepekan, hanya sekali kirim dengan jumlah 20 ton. Tapi, sekarang mencapai empat kali kirim, mencapai 80 ton per pekan," kata Aulia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement