Senin 27 Sep 2021 16:48 WIB

Kapitan Jongker: Perlawanan Tanjung Priyuk (bukan Priok)!

Banyak yang salah kira rakyat Tanjung Priyuk berdiam saja pada penjajah.

Pantai Sampur Tanjung Priok di masa lalu. Kini jadi terminal Peti Kemas Koja.
Foto: Arsip Nasional
Pantai Sampur Tanjung Priok di masa lalu. Kini jadi terminal Peti Kemas Koja.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ridwan Saidi, Sejarawan, Politisi Senior dan Budayawan Betawi.

Ia lahir  di Manipa, Ceram Barat, pada 1630. Terlahir bernama Ahmad Sangaji. Ia merintis karir sebagai serdadu VOC sehingga mendapat pangkat kapitan. Pangkat tinggi ini juga lantaran ia terlibat dalam perang dengan Ceylon pada 1657.

Pada 1682 ia berdiam di Batavia.  Ia mendapat sebidang tanah di Marunda, kawasan yang ketika itu administratif non Batavia. Kawasan di mana areal tanahnya berlokasi kemudian hari, hingga sekarang, disebut Pejongkoran, merujuk namanya Jongker.

Di Klender masih ada nama Jl Kapitan, di samping Kampung Ambon di kawasan Kayu Putih, Jakarta Timur. Masih ada lagi toponim dengan namanya yaitu Kapitan Jongker yang posisinya berseberangan dengan terminal bus Priyuk sekarang.

Siapa Kapitan Jongker? Bahwa dia kapitan VOC orang Priyuk tahu. Kok dipuja?

Kawasan yang berbatas barat Pademangan (hunian demang) dan Rajawali (hunian rakyat) lalu batas timur Marunda (terazering) Kalapa disebut Tanjung Priyuk (U-turn atau berputar), bukan belanga (kini dikenal Priok,red). Di Priyuk, kali disebut sungei dan gang disebut lorong. Sejak VII M Priyuk itu diatur minor power system (kuasa adat) yang disebut Dewa Kembar dan dibantu sejumlah Warakas (orang sakti).

Belanda datang di Jakarta 1619, jangan diartikan Indonesia takluk terhitung tanggal tersebut. Kolonialis baru bisa masuk Bogor saja di jaman Daendels 1800-1825.

Rakyat Indonesia melawan di mana-mana termasuk Tanjung Priyuk. Bahkan sampai Belanda tekuk mereka punya lutut pada Maret 1942, Belanda tidak pernah kuasai walau 1 menit zona ekonomi Sunda Kalapa.

Perlawanan rakyat Priyuk terhadap Belanda sejak semula jadi. Perlawanan menghebat dengan terlibatnya Jonker. Bahkan Jonker menjadi inspirator perlawanan sejak hatinya terpanggil melihat gigihnya rakyat Priyuk melawan Belanda. 

Pada pertempuran 24 Agustus 1689 di kawasan yang sekarang terminal bus Tanjung Priyuk, Kapitan Jonker tertembak dan wafat. Khusnul khatimah. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement