Sabtu 25 Sep 2021 11:28 WIB

Waspadalah, Ada Bahaya Mikroplastik di Galon Guna Ulang

kemasan plastik yang digunakan berulang kali mengalami peluruhan mikroplastik

[Ilustrasi] Dua fragmen mikroplastik biru, kemungkinan berasal dari alat tangkap yang dibuang.
Foto: EPA/ALEX HOFFORD
[Ilustrasi] Dua fragmen mikroplastik biru, kemungkinan berasal dari alat tangkap yang dibuang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kandungan Mikroplastik galon isi ulang atau galon guna ulang berbahan polycarbonate (PC) jauh lebih besar dan berbahaya dibandingkan dengan kemasan plastik lainnya. Pemicunya karena digunakan berulang kali sehingga mikroplastik mengalami peluruhan yang lebih besar.

Hal tersebut ditegaskan oleh Kepala Laboratorium Kimia Universitas Indonesia (UI) Agustino Zulys. Ia menyampaikan hal tersebut dalam Konferensi Pers bertajuk 'Ancaman Kontaminasi Mikroplastik dalam Galon Sekali Pakai, yang diselenggarakan oleh Greenpeace.

"Untuk (galon) isi ulang, perlu dicek lagi. Namun menurut hipotesis saya karena isi ulang tentu lebih banyak lagi (mikroplastiknya) proses yang berlangsung lama, proses peluruhan yang cukup lama," tutur Agus dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, (25/9).

Menurutnya, bahwa kemasan plastik yang digunakan berulang kali jelas mengalami peluruhan mikroplastik yang lebih tinggi. Hal ini berbeda dengan galon berbahan polyethylene terephthalate (PET) yang selalu baru galon dan isinya.

 

Menurut Agus, hasil riset menunjukkan bahwa galon PET yang sekali pakai mempunyai material sama dengan amdk botol. Selain Agus, Konferensi Pers juga diikuti oleh Anggota Pengurus YLKI Tubagus Haryo Karbayanto (YLKI), serta spesialis saraf dan staf pengajar ilmu kedokteran UI dr Pukovias Prawiroharjo.

Purkovisa mengungkapkan semakin kecil kemasan air tersebut juga bisa menyebabkan paparan mikroplastik yang besar. "Ambangnya masih rendah di bawah WHO mengenai Mikroplastik, " katanya.

Namun, lanjut Purkovisa, sampai saat ini belum ada uji klinis dampak mikroplastik untuk kesehatan. "Karena belum jelas bahaya mikroplastik, maka perlu riset lanjutan dari sisi kesahatan," ujarnya.

Tubagus Haryo Karbyanto menyoroti tentang perlunya informasi kepada konsumen mengenai potensi kandungan mikroplastik di kemasan air minum ini.

"Greenpeace dan UI memberi tahu bahwa mikroplastik ada loh di setiap minuman yang dikonsumsi setiap hari. Kita sebegai konsumen harus memiliki hak dasar untuk mengetahui produk yang digunakan," katanya mengingatkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement