Sabtu 25 Sep 2021 05:56 WIB

Taliban Tuntut AS Cairkan Aset Rakyat Afghanistan

Pemerintahan sementara Taliban telah mengajukan banding ke PBB dan Bank Dunia.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
 Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid ,
Foto: AP/Muhammad Farooq
Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid ,

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Taliban masih menunggu tanggapan Amerika Serikat (AS) terkait pencairan aset Afghanistan. Wakil Menteri Kebudayaan dan Informasi Afghanistan, Zabihullah Mujahid, mengatakan, pemerintahan sementara Taliban telah mengajukan banding ke PBB dan Bank Dunia.

"Kami menyerukan untuk mencari solusi, dan menuntut transfer dana ke rekening bank Afghanistan. Kami berusaha untuk memecahkan masalah, karena ini  adalah masalah kemanusiaan, ini adalah uang rakyat Afghanistan, mereka membutuhkannya, karena mereka menderita. Saat ini, kami tidak bisa mendapatkan jawaban. Tapi kami berharap masalah ini diselesaikan," kata Mujahid, dilansir Sputnik News, Sabtu (25/9).

Baca Juga

Setelah Taliban berkuasa di Afghanistan, AS membekukan aset milik bank sentral Afghanistan senilai hampir 9,5 miliar dolar AS. Sementara Dana Moneter Internasional (IMF), Bank Dunia, dan Uni Eropa menangguhkan pendanaan untuk proyek-proyek di Afghanistan.

Sementara, Mujahid mengatakan, pemerintahan Taliban tidak akan melakukan ekstradisi terhadap mantan Presiden Ashraf Ghani. Tetapi Taliban meminta agar Ghani mengembalikan dana yang dibawa kabur pada Agustus lalu.

"Tidak, kami tidak melakukan ekstradisi terhadap Ghani. Tapi Ashraf Ghani telah mencuri dana negara dan kami menuntut agar mereka dikembalikan ke bank. Itu milik rakyat dan bank kami," kata Mujahid.

Pada 13 September, juru bicara Taliban Suhail Shaheen mengatakan kepada Sputnik bahwa, mereka siap untuk mengambil semua langkah hukum untuk mencairkan aset Afghanistan di Amerika Serikat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement