Jumat 24 Sep 2021 15:59 WIB

Tiga Pemain Ini Dinilai Jadi Biang Keladi Kegagalan MU

Jadon Sancho, Martial, dan Lingard tampil mengecewakan di Piala Liga Inggris.

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Endro Yuwanto
Eks gelandang MU, Paul Ince.
Foto: AP/Tim Hales
Eks gelandang MU, Paul Ince.

REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Manchester United (MU) terpaksa menghentikan kiprahnya di Piala Liga Inggris (EFL) musim ini. Man United disingkirkan West Ham United, 0-1, pada putaran ketiga EFL, Kamis (23/9) dini hari WIB.

Iblis Merah pun membuang salah satu kesempatan untuk bisa merengkuh trofi pada musim ini. Dalam laga yang digelar di Stadion Old Trafford itu, Man United menyerah lewat gol semata wayang Manuel Lanzini pada menit kesembilan.

Usai tersingkir di gelaran EFL, United tinggal memiliki peluang mengantongi trofi di tiga kompetisi lainnya, yaitu Liga Primer Inggris, Liga Champions, dan Piala FA.

Eks gelandang MU, Paul Ince, menilai, kegagalan Man United melewati adangan the Hammers di pentas EFL musim ini tidak terlepas dari performa mengecewakan tiga penggawa United, yaitu Jadon Sancho, Anthony Martial, dan Jesse Lingard. Tiga pemain tersebut memang tampil sejak menit pertama di laga tersebut.

Secara khusus, Ince merasa terganggu dengan gaya permainan Sancho, yang kerap berusaha melewati pemain lawan lewat kecepatan menggiring bola atau trik-trik tertentu dalam situasi satu lawan satu.

Mantan gelandang Inter Milan itu pun menganggap, gaya permainan itu justru tidak membantu performa tim secara keseluruhan.

''Saya paham, Sancho merupakan pemain muda dan masih berkembang. Namun, ini bukan FIFA (gim video sepak bola). Ini bukan soal menggiring bola melewati satu, dua, atau tiga pemain sekaligus atau dengan trik-trik tertentu,'' ujar Ince seperti dikutip Sportskeeda, Jumat (24/9).

Penilaian serupa juga dialamatkan Ince kepada Martial dan Lingard. Menurutnya, tiga pemain itu harus lebih banyak belajar kapan saatnya mengoper bola ke rekan setimnya dan kapan saatnya melewati pemain dalam situasi satu lawan satu.

Ince pun merujuk pada gaya permainan eks winger United, Ryan Giggs. Meski dikenal memiliki kecepatan dan kemampuan teknik mumpuni, Giggs dianggap paham waktu yang tepat untuk mengoper atau melakukan penetrasi ke kotak pertahanan lawan.

''Mereka harus banyak belajar, ini bukan semata-mata soal dribling. Terkadang, Anda bisa mengoper ke rekan setim dan kemudian mencari posisi yang tepat di dalam kotak penalti,'' kata eks gelandang Liverpool tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement