Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Andi Pangeran

Evaluasi PTMT (Pertemuan Tatap Muka Terbatas) : Lanjutkan..!!

Info Terkini | Wednesday, 22 Sep 2021, 22:50 WIB
gambar pertemuan tatap muka terbatas

“Asik.. akhirnya ak sekolah lagi !” itu yang terucap pertama kali dari anak saya ketika saya memberitahukan kepadanya bahwa mulai Senin, 6 September 2021. Sejumlah persiapan pun dilakukan, mulai dari seragam baru beserta atributnya (karena memang sekolahnya sudah SMP), buku dan keperluan pendukungnya hingga protokol kesehatan (seperti masker, hand sanitizer, face shield). Tak lupa wejangan dari saya untuk tetap tidak berkerumun bersama teman – teman, menjaga jarak serta senantiasa cuci tangan jika setelah melakukan aktifitas.

Saya pribadi pun menjadi sangat senang, karena saya sangat mendukung program PTMT ini, mengapa? Sudah 2 (dua) tahun loh, anak saya belajar dirumah, serta menyelesaikan Pendidikan dasarnya (SD) pada masa Covid 19 melanda negeri ini. Jangan – jangan ia berhak menyandang gelar lulusan Corona, hehehehee.., Dengan adanya PTMT ini maka proses pembelajaran secara bertahap antara siswa dengan guru akan mulai terjalin. Saya tetap lebih setuju bahwa pembelajaran itu semestinya dilakukan dengan kegiatan tatap muka, mengapa? Akan ada hal – hal yang tidak bisa dilakukan secara online dalam proses pembelajaran. Misalkan saja, pada saat ujian, ini dibutuhkan kejujuran untuk tidak mencari jawaban di buku, nah, siapa yang bisa menjamin bahwa siswa menjawab dan mengerjakan soal ujian melalui google form tidak membuka buku atau mencari di google? Atau sederhananya begini, jika pada waktu sebelum pandemi terjadi dalam 1 (satu) kelas terdapat 30 (tiga puluh) siswa, semua setiap hari pembelajaran hadir mendengarkan penjelasan materi dan mengerjakan apa yang ditugaskan oleh guru, kemudian dinilai melalui tugas – tugas, ulangan harian, ujian tengah semester hingga ujian akhir semester. Apa hasilnya pada akhir semester? Pasti akan terdapat siswa yang mendapatkan nilai A, B, C hingga D. Serta guru akan membuat catatan terhadap peringkat siswa itu sendiri di dalam kelas. Ada yang mendapatkan peringkat tertinggi hingga mendapatkan peringkat yang terendah. Dengan kata lain? Ada siswa yang hadir di sekolah, mendengarkan penjelasan, mengerjakan tugas masih mendapatkan peringkat terendah? Bagaimana jika siswa tersebut melakukan pembelajaran online di rumah? Siapa yang membimbing dia?

2 (dua) anak saya kebetulan bersekolah di wilayah Tangerang Selatan, putri pertama bersekolah SMP putri kedua saya di tingkat SD. Di Tangsel sendiri lebih dari 500 sekolah siap melakukan PTMP mulai dari tingkat TK / PAUD, hingga SMA. Menurut Kepala Dinas Pendidikan Tangerang Selatan, dalam PTMT setiap sekolah wajib melaksanakan aturan yang mengacu pada SKB 4 Menteri dan terdapat skenario seperti pengaturan kapasitas sekolah, jarak minimal hingga protokol kesehatan[i].

Seiring dengan program vaksinasi yang dilakukan oleh Pemerintah, dimana vaksinasi Covid 19 bagi pelajar sudah berjalan dari bulan Agustus 2021, hal ini menunjukkan bahwa Pemerintah akan serius mengendalikan virus Covid 19 di Nusantara[ii]. Hal ini tentu saja memberikan rasa aman bagi setiap stakeholder dalam dunia Pendidikan. Seperti kita ketahui dengan mudahnya kita mendapatkan informasi tentang lokasi sentra vaksin Covid19, beragam jenis vaksin pun tersedia mulai dari Sinovac, Astrazeneka hingga yang terakhir Pfizer. Namun sepertinya yang digunakan bagi siswa sekolah adalah Sinovac.

Anak – anak sekolah kita bertahap sudah mulai tatap muka, meskipun masih terbatas baik jam pertemuan di sekolah ataupun jumlah siswa yang hadir. Tidak apa, bertahap pasti akan menuju normal kembali. Tugas – tugas sekolah sudah mulai menanti, canda dan tawa bersama teman juga sudah mulai hadir, namun jangan lupa protokol kesehatan tetap harus kita jalani dan ingatkan kepada anak – anak kita.

Saya sedikit melakukan penelitian kecil – kecilan terhadap penggunaan smartphone di kalangan siswa kelas 4 hingga kelas 9 selama pandemi Covid 19 (Maret 2020 hingga Agustus 2021). Dimana dalam penelitian ini saya lakukan dengan cara menyebar kuisioner kepada siswa kelas 4 hingga kelas 9 secara random, dengan jumlah responden yang berhasil mengirimkan kuisioner tersebut sebanyak 1500 yang berdomisili random di seputar JABODETABEK dimana hasilnya cukup mengejutkan :

tabel rata - rata penggunaan smartphone siswa kelas 4, 5, 6, 7, 8 dan 9 (dalam jam per hari)

Dari grafik diatas dapat kita lihat bahwa penggunaan smartphone baik siswa kelas 4 hingga kelas 9 lebih dari 9 jam per hari. Dan yang cukup mengejutkan adalah fungsi smartphone tidak digunakan secara optimal oleh siswa sekolah itu sendiri. Dimana dari hasil menunjukkan bahwa penggunaan smartphone sebagai media pembelajaran hanya digunakan maksimal 3 jam (siswa kelas 6), sementara yang tertinggi penggunaan smartphone adalah untuk bermain game online sebanyak maksimal 5 jam (siswa kelas 7). Disinilah peranan kita sebagai orang tua untuk dapat mengingatkan kembali anak – anak kita dalam menggunakan smartphone sehingga lebih fokus pada penggunaannya yaitu media pembelajaran.

Selain penelitian diatas, saya juga melakukan penelitian kecil lainnya terhadap ketertarikan siswa kelas 4 hingga kelas 7 terhadap pembelajaran online dan pembelajaran tatap muka. Dengan responden yang sama seperti diatas, maka saya mendapatkan hasil kuisioner sebagai berikut :

tabel rata - rata ketertarikan siswa kelas 4 hingga 9 terhadap pembelajaran online dan pembelajaran tatap muka

Dalam grafik diatas menunjukkan bahwa skor 1 adalah tingkat ketertarikan sangat rendah, sementara skor 5 menunjukkan bahwa tingkat ketertarikan sangat tinggi. Dari hasil tersebut diketahui bahwa tingkat ketertarikan siswa kelas 4 hingga kelas 9 sangatlah rendah, sebaliknya siswa kelas 4 hingga kelas 9 sangat tertarik untuk segera melakukan pembelajaran tatap muka di sekolah.

Berdasarkan hasil gambaran tersebut diatas, alangkah baiknya Pemerintah dapat terus melanjutkan kegiatan PTMT kepada pada siswa sekolah. Tentunya dengan juga senantiasa memperhatikan protokol kesehatan untuk seluruh peserta didik, guru serta tenaga kependidikan yang terlibat. Bisa jadi imunitas para anak – anak kita akan lebih meningkat dengan adanya pertemuan tatap muka ini, karena hati mereka senang, gembira bersama teman – temannya, bersosialisasi dan tidak di rumah terus tanpa melakukan aktifitas fisik yang berarti. Bisa saja dengan PTMT ini tingkat penggunaan smartphone terhadap main game online juga berkurang, karena waktu mereka akan tersita untuk belajar di sekolah ataupun mencariinformasi melalui smartphone nya.

Akhir kata, semangat untuk semua guru di Indonesia, ayo kita melangkah maju memulai lembaran Pendidikan di Indonesia yang sudah 2 (dua) tahun ini agak terhambat oleh pandemi. Namun jangan patah semangat, meskipun vaksinasi usia pelajar masih rendah[iii], namun seiring dengan waktu semua pelajar di Indonesia pasti akan tervaksinasi semua.

Memulai dan mengkondisikan pembelajaran memalui tatap muka serta mengkombinasikan dengan penggunaan teknologi informasi sejalan dengan pembelajaran dengan penerapan ICT (information communication technology) di lingkungan sekolah secara optimal untuk hasil siswa gemilang, menuju generasi emas Indonesia.

Salam semangat..!!

Referensi

[i] https://www.republika.co.id/berita/qzd6hm487/517-tk-dan-sd-di-tangsel-mulai-gelar-sekolah-tatap-muka, 13 September 2021, diakses pada 22 September 2021

[ii] https://covid19.go.id/p/berita/pemerintah-dorong-percepatan-vaksinasi-pelajar-untuk-perkuat-persiapan-ptm, 12 Agustus 2021, diakses pada 22 September 2021

[iii] https://www.republika.co.id/berita/qzsjen409/kemendikbud-vaksinasi-usia-pelajar-masih-sangat-rendah, 21 September 2021, diakses pada 22 September 2021

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image