Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Novriyandi, S.E

Menanti Akhir Pandemi

Lomba | Wednesday, 22 Sep 2021, 20:40 WIB

Lebih satu tahun sudah pandemi Covid-19 dialami masyarakat Indonesia, sejak diumumkan pertamakali oleh pemerintah pada tanggal 2 Maret 2020. Pandemi ini membawa dampak bagi banyak kehidupan masyarakat, perubahan dibidang sosial, pendidikan, budaya, bahkan bidang ekonomi mengalami dampak perubahan yang signifikan. Banyak pengangguran terjadi disetiap daerah, mulai dari banyaknya UKM yang gulung tikar, sampai banyaknya karyawan yang dirumahkan.

Disisi lain, ada beberapa sektor yang tidak mengalami dampak signifikan dimasa pandemi, misalkan pada penggiat media sosial dan lainnya, sektor ini dapat bertahan dari dampak pandemi yang menyerang Indonesia. Walaupun demikian, jumlah pengangguran lebih banyak dibandingkan dengan mereka yang berhasil mempertahankan perekonomiannya, keadaan seperti ini menjadikan semakin meluasnya jurang ketimpangan antara kaya dan miskin.

Data lembaga keuangan Credit Suisse, bertajuk Global Wealth Databook 2021, menyebutkan jumlah orang kaya di Indonesia melonjak 61,69% pada 2020 dibandingkan tahun sebelumnya, penduduk dengan kekayaan bersih lebih US$ 1 juta atau Rp 14,5 miliar, jumlahnya mencapai 171.740 orang pada 2020. Sementara itu data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan jumlah orang miskin semakin bertambah sejak pandemi. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan persentase penduduk miskin pada Maret 2021 sebesar 10,14 persen, menurun 0,05 persen poin terhadap September 2020 dan meningkat 0,36 persen poin terhadap Maret 2020. Jumlah penduduk miskin pada Maret 2021 sebesar 27,54 juta orang, menurun 0,01 juta orang terhadap September 2020 dan meningkat 1,12 juta orang terhadap Maret 2020. Dari data diatas dapat dilihat peningkatan data kemiskinan dari Maret 2020 sampai Maret 2021 sebesar 1,12 juta orang.

Terjadinya jurang ketimpangan antara miskin dan kaya menjadi suatu persoalan yang cukup signifikan, karena akan menambah masalah baru ditengah pandemi Covid-19. Pertanyaanya adalah apa yang harus dilakukan dengan kondisi seperti ini, andai pandemi berakhir saat ini apa solusi yang tepat untuk memperkecil jurang ketimpangan ekonomi di Indonesia saat ini.

Seperti yang terlihat pada data lembaga keuangan Credit Suisse bertajuk Global Wealth Databook 2021 diatas, yang menyebutkan jumlah orang kaya di Indonesia meningkat 61,69% pada 2020. Andai pandemi berakhir saat ini, masyarakat dapat bangkit dari keterpurukan ekonomi apabila masyarakat yang tidak mengalami dampak pandemi menciptakan lapangan kerja baru dengan menginvestasikan hartanya untuk mendirikan banyak UKM (Usaha Kecil dan Menengah), sehingga akan memperkecil pengangguran yang pada akhirnya masyarakat middle class (kelas menengah) dapat tumbuh dan menjadi kuat.

Seperti diketahui mayoritas penduduk Indonesia ialah dari masyarakat kelas menengah, dengan berjalannya kegiatan ekonomi kelas menengah akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan. Masyarakat perlu mendapatkan modal untuk menciptakan usaha yang dari situ akan menciptakan banyak lapangan pekerjaan baru. Disinilah kerjasama antar sesama anak bangsa yang saling bergandengan tangan dengan menginvestasikan hartanya untuk membuka usaha baru bagi masyarakat kelas menengah.

Masyarakat Indonesia kini menanti akhir dari pandemi, untuk bangkit dari keterpurukan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja baru dengan memberi peluang seluas-luasnya kepada masyarakat kelas menengah untuk menjalankan usahanya. Tidak dapat dipungkiri dengan berjalannya perekonomian, maka akan diikuti sektor-sektor yang lainnya. Rodrigo A. Chaves, Country Director Bank Dunia untuk Indonesia berkata,"Kelas menengah memegang kunci untuk membuka potensi Indonesia. Penting bagi pemerintah untuk mendukung pertumbuhan kelompok ini disemua lini. Ini termasuk dukungan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan keterampilan penduduk dan mendorong pertumbuhan penciptaan lapangan kerja juga akses perlindungan sosial yang memadai. Dengan dukungan tersebut, kelompok kelas menengah akan tumbuh dengan cepat dan mendorong negara dan wilayah ini menuju masa depan yang lebih cerah.”

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image