Rabu 22 Sep 2021 19:56 WIB

Sektor Pertanian Jadi Andalan Penggerak Ekonomi di Sumbar

Sektor pertanian merupakan sektor unggulan yang menggerakkan perekonomian di Sumbar.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Mas Alamil Huda
Petani membajak sawah menggunakan traktor di Kecamatan Koto Tangah, Padang, Sumatra Barat.
Foto: Antara/Muhammad Arif Pribadi
Petani membajak sawah menggunakan traktor di Kecamatan Koto Tangah, Padang, Sumatra Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatra Barat (Sumbar), Herum Fajarwati, mengatakan, pandemi Covid-19 mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di dunia tak terkecuali di Sumbar. Namun, pada triwulan kedua tahun ini, ekonomi Sumbar membaik.

Herum menjabarkan kondisi pertumbuhan ekonomi Sumbar pada triwulan I tahun 2020 masih tumbuh positif sebesar 3,89 persen. Lalu terkontraksi pada triwulan II sebesar -4,92 persen, triwulan III sebesar -2,91 persen dan -2,23 persen pada triwulan IV. Sehingga pertumbuhan ekonomi selama tahun 2020 sebesar -1,60 persen.

Pertumbuhan ekonomi masih berkontraksi pada triwulan I tahun 2021 sebesar -0,15 persen. Tetapi mulai triwulan 2 tahun 2021, pertumbuhan ekonomi sudah mulai tumbuh positif yaitu sebesar 5,76 persen. Selama ini perekonomian Sumbar ditopang oleh sektor pertanian 21,62 persen,  perdagangan 15,66 persen, serta transportasi dan pergudangan 10,70 persen.

"Sektor pertanian merupakan sektor unggulan yang menggerakkan perekonomian di desa/nagari," ucap Herum, Rabu (22/9), dalam kegiatan Seminar Nasional dalam rangka Hari Statistik Nasional (HSN) 2021, yang gelar secara virtual di Kantor BPS Provinsi Sumbar.

Sementara di pedesaan tersebut ada potensi wisata yang bisa dikembangkan sehingga menjadi salah satu sumber pertumbuhan ekonomi yang bisa menggerakkan perekonomian desa/nagari.

Selain karena potensi pariwisata yang cukup baik, perilaku masyarakat yang sekarang ini didominasi generasi milenial, memiliki selera wisata terhadap keindahan alam, tempat- tempat yang instagramable menjadi daya tarik untuk membangkitkan perekonomian.

"Akan tetapi untuk bisa menjadikan pariwisata sebagai sumber ekonomi baru dibutuhkan sejumlah upaya agar angka kunjungan wisatawan semakin meningkat," ujar Herum.

Karena, menurut dia, dengan mengandalkan kekayaan alam saja tidak cukup. Juga diperlukan pengelolaan yang baik seperti fasilitas penunjang, kebersihan dan data yang harus diperhatikan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement