Rabu 22 Sep 2021 19:24 WIB

Mobil Ajudan Presiden Ukraina Diberondong Peluru

Pejabat Ukraina menyebut penembakan ini merupakan upaya pembunuhan

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy. Ilustrasi.
Foto: AP Photo/Vadim Ghirda
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV --  Mobil ajudan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy diberondong peluru pada Rabu (22/9). Seorang pejabat senior pemerintahan Ukraina mengatakan penembakan ini merupakan upaya pembunuhan.

Lebih dari 10 peluru menghantam mobil ajudan presiden Ukraina di dekat desa Lesnyky, atau sekitar lima kilometer di luar ibukota Kiev. Polisi mengatakan tembakan tersebut melukai pengemudi. Menurut polisi, kasus pidana atas dugaan pembunuhan berencana telah dibuka.

Baca Juga

Sebuah stasiun televisi lokal mengatakan setidaknya 19 lubang peluru terlihat di sisi pengemudi mobil. Seorang anggota parlemen senior mengatakan ajudan presiden, Serhiy Shefir, tidak terluka. Shefir dekat dengan presiden dan merupakan pemimpin penasihat presiden.

Zelenskiy serang berada di Amerika Serikat untuk menghadiri Majelis Umum PBB ketika terjadi penembakan. Zelenskiy telah menerima informasi penembakan tersebut.

Ketika terpilih menjadi presiden, Zelenkskiy berjanji melawan oligarki negara dan memerangi korupsi. Penasihat Zelenskiy, Mykhailo Podolyak, menyebut upaya pembunuhan itu kemungkinan merupakan hasil dari perjuangan presiden melawan oligarki. Podolyak mengatakan serangan terbuka dan disengaja dengan senjata otomatis merupakan percobaan pembunuhan terhadap anggota tim kunci presiden.

"Kami, tentu saja, mengaitkan serangan ini dengan kampanye agresif dan bahkan militan terhadap kebijakan aktif kepala negara. Kebijakan presiden yang ditujukan untuk transformasi fundamental negara tidak akan berubah," ungkap Podolyak.

Podolyak menjanjikan tindakan lebih keras terhadap oligarki. Pekan ini, parlemen Ukraina memperdebatkan undang-undang presiden yang diarahkan pada pengurangan pengaruh oligarki.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement