Rabu 22 Sep 2021 19:14 WIB

Emir Qatar Kritik Israel di Sidang Majelis Umum PBB

Israel dinilai terus melakukan pelanggaran termasuk di wilayah Yerusalem Timur

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Emir  Qatar Sheikh Tamim Hamad Al Thani
Foto: FAZRY ISMAIL/EPA-EFE
Emir Qatar Sheikh Tamim Hamad Al Thani

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -– Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani melayangkan serangkaian kritik kepada Israel dalam pidatonya di di Majelis Umum PBB pada Selasa (21/9). Dia menyebut, Tel Aviv masih terus melakukan pelanggaran, termasuk di wilayah Yerusalem Timur yang diduduki.

“Tahun ini telah menyaksikan banyak pelanggaran Israel di Yerusalem Timur yang diduduki dan terulangnya serangan terhadap tempat-tempat suci Islam dan Kristen, terutama Masjid Al-Aqsa selama bulan suci Ramadhan, serta penyitaan rumah-rumah warga Palestina dalam konteks Yudaisasi dan kebijakan permukiman,” kata Sheikh Tamim, dikutip laman Times of Israel.

Baca Juga

Dia pun menyoroti eskalasi militer di Jalur Gaza yang dipicu ketegangan di Yerusalem pada Mei lalu. Sheikh Tamim mengatakan, agresi Israel ke Gaza telah menyebabkan ratusan warga sipil tewas. “Hal itu memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah mengerikan di Jalur Gaza,” ucapnya.

Sheikh Tamim menekankan, masyarakat internasional memiliki tanggung jawab untuk menengahi penyelesaian konflik Israel-Palestina secara komprehensif, adil, dan damai. Terkait hal itu, ia menegaskan dukungan Qatar bagi berdirinya negara Palestina.

Pada 10-21 Mei lalu, Israel terlibat pertempuran dengan Hamas yang mengontrol Gaza. Ketegangan yang terjadi di kompleks Masjid Al-Aqsa menjadi salah satu pemicu pecahnya konfrontasi antara kedua belah pihak. Gempuran Israel selama 11 hari ke Gaza menyebabkan sedikitnya 270 warga di sana tewas. Sementara korban luka dilaporkan mencapai lebih dari 1.900 orang. Sedangkan Israel melaporkan 12 korban jiwa akibat serangan Hamas. 

Israel dan Hamas akhirnya menyepakati gencatan senjata. Hal itu tercapai berkat bantuan Mesir yang memediasi kedua belah pihak. Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pun mengklaim memiliki andil dalam proses tercapainya gencatan senjata.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement