Rabu 22 Sep 2021 18:35 WIB

Lewat Sinergi, NSC Ajak Mahasiswa Baru UNM Bangun Startup

Startup lahir di era digital yang penuh ketidakpastian.

Nusa Mandiri StartUp Center (NSC) bersama Universitas Nusa Mandiri (UNM) menggelar webinar Sinergi dalam rangka menyambut mahasiswa baru (maba) UNM, Jumat (17/9).
Foto: Dok UNM
Nusa Mandiri StartUp Center (NSC) bersama Universitas Nusa Mandiri (UNM) menggelar webinar Sinergi dalam rangka menyambut mahasiswa baru (maba) UNM, Jumat (17/9).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Webinar Sinergi  yang bertajuk “Build a StartUp For a Future” sukses digelar oleh Nusa Mandiri StartUp Center (NSC) bersama Universitas Nusa Mandiri (UNM). Kegiatan ini berlangsung pada Jumat (17/9) lalu.

Acara yang hadir secara spesial ini, merupakan rangkaian dalam penyambutan mahasiswa baru (maba) Universitas Nusa Mandiri (UNM) bertajuk Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) tahun akademik 2021/2022.

Kegiatan Sinergi  ini menghadirkan narasumber muda yang inspiratif yaitu, Siti Nurlela dan dipandu oleh Fitra Septia Nugraha selaku moderator. Siti Nurlela merupakan dosen muda sekaligus kepala Nusa Mandiri StartUp Center (NSC). Acara ini berlangsung secara daring melalui Zoom video conference.

Siti, sapaan akrabnya menjelaskan, definisi startup yang ternyata tidak sama dengan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah). Startup merupakan bisnis yang dikembangkan dengan memanfaatkan teknologi digital, akan tetapi tidak semua perusahaan yang menggunakan teknolagi digital dapat dikatakan startup.

“Selain memanfaatkan teknologi digital, ciri dari startup itu adalah adanya sebuah inovasi, sesuatu yang baru dan berbeda dari sebelumnya,”ujar Siti dalam rilis yang diterima Republika.co.id,  Senin (20/9).

Ia pun memberikan contoh, salah satu perusahaan besar startup Indonesia yang dikelola oleh kaum muda yaitu Gojek. 

“Gojek didirikan berawal dari sebuah pengalaman  CEO gojek sendiri yakni Nadiem Makarim.  Saat itu Nadiem yang kini telah menjadi seorang Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) sulit menemukan ojek saat jam sibuk di Jakarta,” ungkapnya.

Dari pengalaman ini, lanjutnya bercerita, memunculkan sebuah ide inovasi dari Nadiem dengan membuat solusi sewa ojek yang lebih mudah dengan menggunakan teknologi. 

“Ide inovasi terbaru ini pun berimbas dan mempengaruhi pasar ojek konvensional, dan inilah ciri dari sebuah startup. Di  mana mampu membuat sebuah transformasi sistem lama ke sistem baru atau kebiasaan lama menjadi sebuah kebiasaan baru di masyarakat,” jelasnya. 

Berbeda dari bisnis lainnya, Siti menambahkan, startup lahir di era digital yang penuh ketidakpastian dengan berbagai perubahan yang berjalan sangat cepat. 

“Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam membangun startup, pebinis harus menemukan ide, membuat eksperimen dan melakukan validasi berulang kali agar bisa membangun startup menjadi sukses,” tutupnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement