Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dwi Sudarti

Andai Pandemi Pergi, Kegiatan Kepramukaan Tidak Akan Mati Suri Lagi

Lomba | Wednesday, 22 Sep 2021, 14:26 WIB

Pramuka merupakan wadah proses pendidikan yang dilaksanakan di Indonesia. Seluruh kegiatan kepramukaan mengandung pendidikan dan dapat mengembangkan aspek-aspek mental dan fisik, keteguhan hati, percaya diri, kreativitas, pengalaman dan pengetahuan.

Pramuka juga dapat disebut gerakan kepanduan yang berdiri sejak tahun 1961 dan sampai sekarang masih dijadikan kegiatan ektrakurikuler wajib di sekolah. Ciri khas kegiatan kepramukaan adalah kegiatan di alam terbuka dengan konsep asyik, menarik dan menantang.

foto: Dwi Sudarti

Pendidikan kepramukaan dijalankan dengan prinsip sistem among dan kiasan dasar. Sistem among merupakan sistem pendidikan yang ditetapkan oleh Ki Hajar Dewantara yaitu Ing ngarso sung tulodo, Ing madyo mangun karso dan Tut wuri handayani artinya di depan memberi teladan, di tengah membangun semangat dan di belakang memberi dorongan ke arah kemandirian.

Sistem among dalam pendidikan kepramukaan adalah ketika Pembina berperan sebagai teladan, untuk golongan siaga berperan lebih banyak sebagai pamong mengambil prakarsa dan memberi contoh, untuk golongan penggalang mendorong membangkitkan semangat agar lebih giat dalam menunjukan sifat patrotisme, untuk golongan penegak pandega bersikap lebih banyak mendorong untuk menentukan pilihan.

Sedangkan untuk kiasan dasar di ambil dari perjuangan para pahlawan Indonesia yaitu perjuangan para pemuda Indonesia dalam menggalang persatuan dan kesatuan bangsa, 17 Agustus 1945 ditegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia, setelah merdeka kita pandegani pembangunan. Maka, istilah golongan siaga, penggalang, penegak dan pandega di ambil dari sejarah perjuangan bangsa.

Sistem pendidikan dalam kepramukaan dilaksanakan secara suka rela artinya tidak ada paksaan dengan tujuan agar setiap peserta didik yang mengikuti kegiatan kepramukaan tidak mengalami tekanan, paksaan, selalu bersemangat sehingga tumbuh rasa percaya diri, mandiri dan kreativitas.

Dari kegiatan kepramukaan, peserta didik dapat belajar tentang tiga janji dan sepuluh ketentuan moral yang di sebut dengan tri satya dan dasa darma merupakan kode kehormatan yang membentuk watak, sikap dan karakter setiap anggota pramuka.

Kode kehormatan pramuka sangat relevan dengan salah satu butir nawacita Presiden Republik Indonesia Joko Widodo adalah memperkuat pendidikan karakter bangsa. Presiden ingin melakukan gerakan nasional revolusi mental yang akan diterapkan di seluruh sendi kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk di dalam dunia pendidikan.

Semenjak pandemi covid-19 hadir, kegiatan ekstrakurikuler termasuk kepramukaan diberhentikan dalam waktu yang tidak ditentukan karena kegiatan kepramukaan sifatnya di alam terbuka dan dilakukan secara berkelompok. Sedangkan untuk mencegah penyebaran covid-19, semua orang tidak boleh keluar rumah, melakukan aktivitas dalam jumlah terbatas dan tidak boleh berkerumun.

Hal ini yang menyebabkan kegiatan kepramukaan tidak dilaksanakan selama satu tahun lebih. Padahal kegiatan seperti berkemah, api unggun, pioneering, shemaphore, penjelajahan dan sebagainya merupakan kegiatan yang banyak diminati peserta didik. Pramuka seakan menjadi mati suri. Program-program yang telah di susun selama setahun, tak satupun dapat dilaksanakan.

Mungkin saja, jika hanya sekadar teori, kegiatan kepramukaan dapat dilakukan secara daring dengan bantuan media berbasis teknologi tetapi dalam pendidikan kepramukaan memerlukan kegiatan yang asyik, menarik dan menantang untuk menguji ketangkasan, kreativitas peserta didik, dan kegiatan tersebut hanya dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien jika dilakukan secara tatap muka.

Sampai sekarang, belum menemukan formula atau solusi agar pendidikan kepramukaan dapat berjalan kembali. Tapi jika memang pandemi pergi, pendidikan kepramukaan tidak akan mati suri lagi. Dan semua orang yang aktif dalam kepramukaan sudah siap untuk melaksanakan program-program, kegiatan-kegiatan, kompetisi-kompetisi, kunjungan, survey tempat untuk melaksanakan perkemahan dan penjelajahan, serta akan melatih, mendidik peserta didik dengan bahagia dan penuh keikhlasan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image