Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ulya

Membangun Kedisiplinan Saat Pandemi itu Penting

Guru Menulis | Wednesday, 22 Sep 2021, 12:20 WIB

Disiplin memiliki arti tanggung jawab diri untuk mentaati peraturan yang ada. Sejak pandemi melanda negeri ini, semua sektor terkena imbas. Salah satunya bidang pendidikan. Dalam kondisi normal sebelum pandemi COVID-19 melanda, siswa dituntut untuk bangun lebih pagi, menyiapkan diri untuk berangkat ke sekolah agar tidak terlambat datang ke sekolah. Berpacu dengan waktu dalam perjalanan. Entah berapa kecepatan kendaraan dipacu selama perjalanan, agar lebih hati-hati di jalan dan selamat sampai tujuan sekolah. Sungguh hal yang menakjubkan. Semua diniatkan untuk mencari ilmu.

Semua berubah ketika diberlakukan kegiatan pembelajaran tatap muka dialihkan secara daring dari rumah ketika pandemi COVID-19 melanda negeri ini. Semua guru diminta untuk melakukan pembelajaran secara daring. Hal ini menjadi motivasi bagi guru mau tidak mau harus belajar. Iya belajar teknologi agar tidak ketinggalan. Mengajar dan mendidik siswa secara daring. Suatu hal yang luar biasa menurut saya, memberikan tantangan dan motivasi. Hal ini akhirnya menumbuhkan strategi serta kreatvitas pembelajaran yang lebih baik dari sebelumnya. Bagaimana menumbuhkan minat belajar meskipun mereka tidak berada di sekolah. Cara yang bisa dilakukan salah satunya membuat media pembelajaran yang semenarik mungkin dan bisa dipahami oleh siswa, salah satunya berupa video pembelajaran. Tidak hanya itu saja, menyiapkan materi dengan lebih matang untuk disampaikan esok hari kepada siswa sesuai jadwal pembelajaran.

Untuk menjalin komunikasi pembelajaran secara daring, dimanfaatkanlah perangkat berupa HP, untuk laptop hanya beberapa anak saja yang memiliki karena tingkat perekonomian keluarga yang variasi, mulai dari ekonomi rendah, sedang , dan ekonomi tinggi. Juga menggunakan aplikasi media sosial WhatsApp (WA). Dengan menyapa siswa, menanyakan kabar mereka hari ini, mengingatkan pentingnya menjaga protokol kesehatan, dari memakai masker, sering mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan. Adapula yang memanfaatkan Google Classroom. Google Classroom yang memberikan ruang kelas pembelajaran secara online. Selain itu, apabila kangen dengan siswa. Diajaklah siswa untuk melakukan pembelajaran dengan melakukan video online, misalnya dengan menggunakan aplikasi Google Meet, Zoom, dan lain sebagainya. Sebenarnya pembelajaran daring ini memberikan dampak bagi guru dan siswa, baik dampak yang baik dan dampak yang buruk.

Dampak yang baik selama pembelajaran daring bagi siswa

1. Mengenal teknologi

Tidak dipungkiri, akhirnya pembelajaran daring memaksa siswa untuk belajar teknologi. Memanfaatkan HP mereka untuk pembelajaran serta mengenal aplikasi untuk pembelajaran dengan guru.

2. Efisien dalam mengirim tugas pembelajaran

Dalam pembelajaran selama daring, apabila ada tugas dapat dikirimkan secara cepat tanpa harus menemui guru tersebut secara langsung.

3. Keakraban keluarga antara orang tua dan anak

Selama pembelajaran daring, memberikan manfaat makin dekatnya hubungan antara orang tua dan anak. Kembali ke fitrah sebelum anak disekolahkan, guru pertama anak adalah orangtua.

Dampak yang buruk selama pembelajaran daring bagi siswa

1. Kecenderungan kecanduan main HP (Handphone)

Tidak dipungkiri, selama pembelajaran daring menjadikan anak terlalu sering memegang HP. Hal ini mengakibatkan anak selaku siswa sekolah cenderung kecanduan main HP

2. Boros kuota internet

Siswa tidak menyadari bahwa pembelajaran daring yang digunakan menggunakan kuota internet tergantung pemakaian. Bahkan bisa saja, kuota HP yang digunakan kadang menyala terus hingga 24 jam. Meski tidak digunakan, kuota internet ini akan jalan terus seiring aktifnya kuota HP. Baru tersadar, apabila habis. Dalam hal ini perlu adanya sosialisasi penghematan kuota internet digunakan untuk hal yang seperlunya saja. Tetapi, tidak dipungkiri internet di era sekarang ini merupakan suatu hal kebutuhan.

3. Kemalasan

Ya malas, hal inilah yang sering dijumpai selama pembelajaran daring. Menjadikan siswa malas untuk diajak berfikir tingkat tinggi dalam hal ini pembahasan materi yang notabene memerlukan pemikiran dalam berdiskusi. Sifat malas ini pun akhirnya timbul dari siswa enggan mengerjakan tugas sampai selesai.

4. Kebosanan

Pembelajaran selama daring ini siswa merasakan kejenuhan/kebosanan. Karena kegiatan yang dilakukan bersifat monoton/sama itu saja

5. Kedisiplinan menurun

Tidak semua siswa memang, beberapa diantara mereka ada yang mengalami penurunan kedisiplinan. Hal yang sederhana disaat meminta mengisi daftar hadir secara online pada jam yang telah ditentukan oleh guru pengampu mata pelajaran

6. Pengawasan orang tua kurang

Seiring dengan kesibukan masing-masing dalam anggota keluarga tak terlepas dengan pengawasan orang tua. Orang tua tidak bisa selamanya mengawasi kegiatan anak selama 24 jam di rumah. Dengan semakin tumbuh dewasanya anak, kepercayaan dan tanggung jawab orang tua diserahkan sepenuhnya kepada anak. Ada beberapa orang tua siswa mungkin yang mengontrol, mengecek tugas tanggung jawab belajar anak. Adapula yang biasa saja, tanpa mengkomunikasikan anak dengan alasan sibuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Bahkan ada juga yang memiliki pemikiran, administrasi sekolah tetap harus terbayar. Tetapi anak masih belajar di rumah. Bukankah itu tanggung jawab guru? Ironis memang mendengar kabar demikian. Sejatinya orang tua juga bisa merasakan menjadi guru di rumah. Bahwa menjadi guru yang mengajar dan mendidik anak mereka ternyata tidaklah mudah membalikkan tangan. Apalagi guru mengajar dan mendidik siswa dari berbagai kondisi lingkungan keluarga yang beraneka ragam.

Dampak pembelajaran daring bagi guru diantaranya menumbuhkan kreativitas dalam pembuatan media belajar, memotivasi siswa untuk lebih semangat belajar. serta melakukan penilaian lebih cepat secara subjektif baik penilaian tugas maupun penilaian ulangan.

Terima kasih kepada pemerintah selama pembelajaran daring selama pandemi telah memberikan bantuan kuota internet kepada guru dan siswa

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image