Rabu 22 Sep 2021 09:44 WIB

Berdikari Datangkan 25 Ribu Ton Gandum untuk Pakan Ternak

Gandum pakan tersebut diharap membantu upaya stabilisasi harga pakan.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Seorang petani memanen gandum. BUMN Klaster Pangan, PT Berdikari (Persero) mendatangkan gandum impor sebanyak 25 ribu ton untuk mensubstitusi kebutuhan jagung sebagai bahan pakan ternak unggas.
Foto: AP / Niranjan Shrestha
Seorang petani memanen gandum. BUMN Klaster Pangan, PT Berdikari (Persero) mendatangkan gandum impor sebanyak 25 ribu ton untuk mensubstitusi kebutuhan jagung sebagai bahan pakan ternak unggas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- BUMN Klaster Pangan, PT Berdikari (Persero) mendatangkan gandum impor sebanyak 25 ribu ton untuk melengkapi kebutuhan bahan pakan ternak unggas. Kedatangan tersebut merupakan tahap ketiga dari total alokasi impor gandum Berdikari tahun ini sebanyak 300 ribu ton.

Direktur Utama Berdikari, Harry Warganegara, menjelaskan, gandum yang diimpor khusus untuk klasifikasi pakan ternak sehingga berbeda dengan gandum untuk bahan baku konsumsi pangan masyarakat. Gandum tersebut sedianya telah tiba di Pelabuhan Cigading, Banten, Selasa (21/9).  

Gandum pakan tersebut diharap membantu upaya stabilisasi harga pakan sehingga berdampak pada stabilnya harga ayam hidup, daging ayam, hingga telur.

“Gandum didatangkan adalah amanat pemerintah dalam upaya bersama menstabilkan harga pakan ternak sehingga Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) dapat menjaga kestabilan harga pakan," kata Harry dalam pernyataan resminya, Rabu (22/9).

Harry pun menyampaikan, gandum yang didatangkan bukanlah pengganti pakan ternak yang telah ada di pasaran. Gandum yang tidak memenuhi standar bahan baku industri makanan dapat menjadi solusi alternatif untuk bahan baku pakan ternak.

Gandum juga didatangkan secara bertahap dengan memantau pergerakan harga serta ketersediaan jagung kualitas pakan di sentra produksi lokal. Dengan begitu dapat memberikan dampak positif mulai dari petani, industri pakan, peternak, hingga masyarakat luas.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, selain dapat membantu pemenuhan pakan ternak, impor gandum tersebut juga memberikan pemasukan bagi negara. Sebab, impor gandum khusus pakan ternak dikenakan bea masuk sebesar 5 persen sehingga memberikan pendapatan negara cukup signifikan.

Adapun dalam proses distribusi dan penyaluran logistik pihaknya bekerja sama dengan Berdikari Logistik Indonesia sebagai unit bisnis dalam menyediakan layanan logistik terpadu.

Soal kedatangan gandum yang bertahap, PT Krakatau Bandar Samudera sebagai pengelola Pelabuhan Cikidang, menyatakan siap berpartisipasi sebagai pintu gerbang muatan mulai dari curah kering seperti gandum utuh hingga ke kontainer ataupun hewan hidup. CEO Krakatau International Port, Muhamad Akbar, menjelaskan, Pelabuhan Cigading memiliki pelabuhan terdalam di Indonesia dan dengan fasilitas yang terus dilengkapi sehingga mampu menjadi pelabuhan yang memberikan keunggulan kompetitif di regional dan global bagi pengguna jasanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement