Rabu 22 Sep 2021 07:55 WIB

Yenny Wahid Kembangkan Desa Damai di Sleman

Desa Damai bisa menjadi desain besar menciptakan peningkatan budaya masyarakat. 

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Agus Yulianto
Direktur Wahid Foundation - Yenny Wahid
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Direktur Wahid Foundation - Yenny Wahid

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid bersama Bupati Sleman Kustini Purnomo mendeklarasikan Desa Damai di Kalurahan Sinduharjo, Kapanewon Ngaglik. Dilakukan pada momentum Hari Perdamaian Dunia untuk menguatkan peran perempuan.

Desa Damai merupakan sinergi antara Wahid Foundation dengan PBB dan UN Women. Kalurahan Sinduharjo menjadi Desa Damai pertama yang ada di Kabupaten Sleman dan DIY. Saat ini, baru ada 16 Desa Damai yang tersebar di seluruh nusantara.

Yenny mengatakan, Desa Damai akan menguatkan ketahanan desa untuk menghadapi berbagai tantangan lewat tiga pilar. Pertama pilar ekonomi lewat pelatihan-pelatihan ekonomi. Kedua pilar kerukunan dan kehidupan sosial lebih harmonis.

Ini merupakan usaha agar masyarakat bisa lebih menghargai keberagaman dan kebhinekaan, lalu menciptakan komunitas yang damai. Ketiga pilar penguatan perempuan, dengan program-program pelatihan perempuan yang lebih intensif.

Yenny berharap, dengan adanya deklarasi itu akan muncul komitmen, sehingga ada niat untuk dapat dijalankan walau ada hambatan dan tantangan. Sebab, deklarasi merupakan komitmen semua pihak yang terlibat untuk mewujudkan Desa Damai.

"Mewujudkan masyarakat yang makmur, sejahtera, rukun, guyub dan kuat, serta menghargai perbedaan," kata Yenny, Selasa (21/9).

Setelah Sinduharjo, rencananya deklarasi Desa Damai akan dilaksanakan di Desa Tipes Solo pada Oktober mendatang. Selama empat tahun, dari 30 desa tergabung di Jawa Tengah dan Jawa Timur, telah ada 16 yang sudah deklarasi Desa Damai.

Bupati Sleman, Kustini Purnomo, mengaku sangat mendukung program yang diinisiasi putri almarhum Gus Dur tersebut. Sebab, kondisi damai yang dimulai dari desa merupakan awal terwujudnya kedamaian tingkat kabupaten.

Apalagi, Sleman turut menjadi miniatur indonesia. Banyak golongan, suku dan agama yang jadi satu, sehingga sudah menjadi suatu kewajiban terus merawat kebhinekaan ini agar tercipta perdamaian antar orang, rumah dan lingkungan.

Kustini sepakat, Desa Damai bisa menjadi desain besar menciptakan peningkatan budaya masyarakat. Sebab, intisari program-program yang dikembangkan berkaitan dengan ketahanan masyarakat desa dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan.

Dia melihat, program ini sangat mirip visinya menciptakan Sleman tangguh. Yang mana, masyarakatnya tidak hanya mampu bertahan, tapi berinovasi menyesuaikan perkembangan zaman dan pemberdayaan perempuan menjadi salah satu kuncinya.

"Saya berharapnya ada banyak Yenny Wahid lain yang muncul di sini karena beliau dan saya sama-sama paham bagaimana memaksimal peran perempuan yang lebih, untuk membantu ketahanan mulai dari keluarga," ujar Kustini. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement