Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dicky Mulya Ramadhani

Mahasiwa Baru Harapan Baru

Info Terkini | Tuesday, 21 Sep 2021, 22:43 WIB
Mahasiswa

Di era baru sekarang ini mahasiswa menjadi salah satu harapan yang dimiliki Indonesia. Mahasiswa berpotensi merubah Indonesia menjadi lebih maju lagi dan siap bersaing dengan negara-negara lain.

Mahasiswa mungkin sudah tidak asing di tengah masyarakat. Banyak masyarakat menganggap bahwa mahasiswa adalah wujud baru dari Indonesia yang menjadi harapan bagi rakyat Indonesia untuk membawa perubahan yang signifikan bagi Indonesia.

Berbicara mengenai mahasiswa memang menjadi suatu pembahasan yang tak akan pernah habis, karena mahasiswa harus terus mencoba hadir dalam barisan garda terdepan ketika pesoalan kondisi fenomena sosial, ekonomi, dan politik tidak memihak dan bertentangan kepada rakyat kecil. Karena seyogianya mahasiswa merupakan kontrol sosial atau watch dog terhadap berbagai kebijakan pemerintah, terutama kebijakan yang tidak pro rakyat, ataupun middle class yang berada pada stratifikasi sosial yang paling tinggi ditengah-tengah masyarakat sebagai penyambung lidah rakyat dan golongan terpelajar yang mempunyai nalar perubahan sosial yang tinggi, karena memang romantisme sejarah mencatat bahwasannya mahasiswa mampu ikut andil berperan besar dalam memberikan sebuah perubahan yang terjadi di suatu bangsa.

Bila kita tahu ketika bagaimana raja namrud memerintahkan pasukannya untuk membakar Nabi Ibrahim, ada seekor semut yang mendengar berita itu dan langsung berfikir dan bertindak untuk membantu dan mencari sebuah solusi. Akhirnya dia membawa bejana dari kayu kecil untuk pergi ke sebuah danau untuk mengambil air walau setetes untuk menolong Nabi Ibrahim yang sedang terbakar tersebut. Walaupun terjadi sebuah percakapan antara semut dan burung gagak tersebut, timbul keraguan mana mungkin setetes air tersebut dapat memadamkan api yang sangat besar itu. Namun prinsip dan tekad semut yang luar biasa mengatakan, Walau setetes air ini tidak dapat memamdamkan api yang membakar Nabi Ibrahaim tersebut, tapi setidaknya saya mampu memberikan sebuah manfaat yang memang seharusnya seperti itu saling menolong dan bermanfaat untuk orang lain. Bahawa yang terpenting kita mampu menunjukan sebuah kekonsistenan diri dalam merujuk pada Al-Quran dan Ass-sunnah bahwa manusia hakikatnya hidup untuk saling membantu dan bermanfaat untuk sekitar, usaha itu harus terus tetap dilakukan. Maka itu saya memberi sebuah rujukan bagaimana Mahasiswa dibentuk seharusnya.

Kuntowijoyo juga memberi resolusi tentang intelektual profetik, dalam hal ini memandang bahwa yang dimaksudkan intelektual profetik merupakan sebuah gerakan yang mempertemukan nalar akal adab nalar wahyu pada usaha perjungan, perlawanan, pembebasan pencerahan dan pemberdayaan manusia secara organik.

Ini merupakan sebuah kelanjutan gerakan dakwah tauhid yang pernah dilakukan rasulullah dalam pergerakan, sehingga dapat dikatakan bahwa intelektual profetik merupakan sebuah konsep pergerakan sesuai dengan konsep berfikir kenabian yang luar biasa dalam menyikapi persoalan pokok kebangsaan dan keumatan, sehingga agenda gerakan menjadi sebuah transformasi amal ibadah yang ilmiah (terukur) dan komprehensif dalam bentuk nyata.

Sehingga bisa kita simpulkan dan korelasikan mahasiswa bertujuan menjadi cendekiawan progresif. Cendekiawan progresif merupakan istilah mengaksentuasikan pribadi mahasiswa untuk selalu berupaya meningkatkan kualitas iman dan ilmunya agar kemudian dapat berperan dengan progresif (berkemajuan) di tengah kehidupan beragama, berbangsa, dan bernegara.

Senada dengan itu, mahasiswa haruslah beriman. Beriman dan bertakwa kepada Allah, dan dibarengi dengan ikhtiar berproses untuk menjadi seorang pembelajar terbaik atau pembelajar dengan melakukan pendalaman ilmu agama, umum, kemudian diaktualisasikan dalam kehidupan. Aktualisasi ini harus dengan usaha maksimal, dan tetap dengan perilaku yang sabar, santun, bijak, dan jujur. Dengan demikian, nilai mahasiswa cendekiawan progresif itu tidaklah hanya sebatas simbol, atau sampai pada wacana melangit, melainkan turun ke bumi, kemudian hidup, dan menghidupkan (turun dari wacana ke praksis kehidupan). Memang mudah berucap seperti diatas, namun dalam bertindak itu menjadi sulit. Namun pemikiran demikian yang menimbulkan penyakit. Alasannya, mahasiswa merupakan laboratorium intelektual cendekiawan progresif yang sejatinya memang harus mengupayakan dengan maksimal ber-ijtihad.

Bisa kita tarik sebuah benang merah dari pembahasan diatas bahwasannya mahasiswa yang ideal dalam perspektif Islam merupakan mahasiswa yang mampu mendalami ilmu dan membentuk kepribadiannya sesuai dengan syariat Islam, dimana agar setiap langkah, bergerak, berfikir sesuai dengan konsep ketuhanan. Maka ketika sudah berilmu yang sesuai dengan sebagaimana mestinya, harus bertebarlah dimuka bumi dan memberikan sebuah manfaat serta pembaharuan baik dalam konteks kampus, Masyarakat dan bangsa.

Harapan Baru Nafas Perjuangan

Mahasiswa mampu menjadi pendobrak gerbong akal, pikiran masyarakat dalam mengusahakan menuju masyarakat Madani. Mahasiswa bisa menjadi sebuah pelopor dalam membentuk masyarakat madani tersebut, entah itu dari segi tindakan secara langsung ke masyarakat, ataupun mengawal dan merumuskan berbagai sebuah Kebijakan Publik yang memang dampaknya sangat bersentuhan dengan seluruh elemen masyarakat, ataupun bisa bekerjasama dengan lembaga-lembaga dan ormas-ormas islam maupun yang lainnya dalam terus melakukan sebuah tindakan dan usaha menuju Masyarakat Madani, Karena memang persoalan dan harapan ini harus digarap oleh seluruh stakeholder bangsa.

Oleh: Dicky Mulya Ramadhani

Mahasiswa FISIP UMJ

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image