Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image DINANTI PUTRI DEWA

Andai Pandemi Pergi, Senyum yang Sempat Pudar itu Akan Bersemi Kembali.

Lomba | Tuesday, 21 Sep 2021, 20:12 WIB

Dunia sedang mengalami masa pandemi saat ini. Setiap negara terkena dampak dari penyebaran virus covid-19. Orang-orang harus mengubah pola aktivitas kehidupannya demi bertahan di tengah gejolak covid-19. Pandemi banyak mengubah hal dalam berbagai sektor kehidupan. Di saat semua orang sedang berjuang dan berusaha bertahan, begitu banyak harapan dan doa dari orang-orang andai pandemi lekas pergi. Jangan bertanya andai pandemi pergi destinasi wisata apa yang akan dikunjungi, tapi bertanyalah pada diri ini apa yang dapat kita lakukan untuk misi kemanusiaan demi menata ulang kehidupan andai pandemi pergi.

Andai pandemi pergi, setiap orang harus bersiap untuk menata ulang kehidupan dan membuatnya menjadi lebih baik. Setiap negara di dunia harus bekerja keras untuk memperbaiki dampak yang ditimbulkan pandemi covid-19. Dalam sektor ilmu pengetahuan dan teknologi, belajar dari pengalaman sebagai guru terbaik maka setiap negara harus mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologinya demi kemanusiaan. Negara harus lebih waspada terhadap wabah penyakit yang menyebar luas dengan cepat. Sebuah alat dengan sistem yang hebat harus tercipta yang dapat bekerja memonitor wabah yang menyebar luas melalui penderita tanpa gejala. Satu tahun berlalu saat berita mengenai virus corona yang berasal dari negara China menyebar luas didunia, Indonesia tidak melakukan tindakan preventif dengan segera. Indonesia tidak segera melakukan pembatasan sebagai bentuk pencegahan terhadap warga negara asing yang masuk ke Indonesia baik itu melalui jalur darat, laut, maupun udara. Lebih miris lagi, sampai akhirnya nol kasus covid di Indonesia melonjak secara signifikan bertambah ratusan ribu jumlahnya per bulan di tahun yang sama. Dari sini, Indonesia harus banyak belajar. Sebuah mesin harus diciptakan sebagai monitoring terhadap orang tanpa gejala yang beresiko menyebarkan wabah penyakit. Mesin ini akan mampu mendeteksi orang-orang yang memiliki sifat pembawa penyakit tanpa harus memeriksa orang yang dideteksi terlebih dahulu. Jangan menganggap bahwa mesin ini adalah sebuah imajinasi, karena penemuan-penemuan hebat yang tercipta di Dunia pun berasal dari ide gila sebelumnya.

Andai pandemi pergi, negara harus memperbaiki sistem politik yang sempat berantakan akibat pandemi. Menolak lupa, saat semua orang berjuang memikirkan pandemi terjadi gejolakan hebat karena pemerintah mengeluarkan undang-undang omnibuslaw yang mengakibatkan menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Pemerintah harus belajar dari hal ini untuk tindakan kedepannya agar mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Karena negara yang maju, pastilah dimulai dari kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan.

Andai pandemi pergi, negara bekerja sama dengan rakyat harus memperbaiki sektor ekonomi yang sempat mengalami keterpurukan. Perekonomian rakyat harus segera dipulihkan, aktifitas pasar harus segera dioptimalkan lagi. Kegiatan masyarakat di pasar akan kembali berjalan dengan baik guna meningkatkan kesejahteraan. Nilai mata uang yang kian melemah di tengah pandemi harus dikuatkan lagi. Pemerintah dan rakyat harus bekerja sama menguatkan nilai mata uang rupiah di dunia. Bukan hanya memikirkan hal yang makro, tapi dalam hal mikro juga tetap harus diperhatikan. Pemerintah juga harus membantu masyarakat mengembangkan usaha mereka yang banyak mengalami gulung tikar selama pandemi. Pemerintah bekerja sama dengan pemberdaya masyarakat untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat bagaimana mengembangkan usaha bahkan sampai ke pasar internasional.

Andai pandemi pergi, masyarakat harus memperbaiki kehidupan sosial. Setiap anak yang selama ini melakukan pembelajaran dari rumah harus dikembalikan lagi ke dunianya, belajar dan bermain bersama rekan seumuran mereka dalam masa pertumbuhannya. Masa kanak-kanak harus diisi dengan kegiatan mereka yang aktif dan interaktif. Mereka harus dapat kembali tertawa dan bercanda bersama, karena masa ini tidak akan terulang lagi dalam hidup mereka. Bukan hanya anak-anak dan dunianya, orang dewasa juga membutuhkan kehidupan sosial yang lebih baik. Setiap orang akan lebih banyak berinteraksi secara langsung dengan yang lainnya, memulai kehidupan baru tanpa harus membatasi aktifitas sosialnya. Setiap orang akan kembali dan terbiasa dengan aktifitas normal. Hubungan sosial akan kembali membaik. Percakapan yang biasanya melalui media sosial, akan kembali hidup dengan interaksi yang sebenarnya. Dunia akan kembali tersenyum melihat manusia dapat hidup berdampingan dan bekerja sama lagi secara langsung tanpa adanya batasan jarak.

Andai pandemi pergi, budaya akan kembali tumbuh dan berkembang. Budaya yang berasal dari pemikiran dan adat istiadat yang baik akan tetap lestari. Tarian tradisional, makanan tradisional, upacara tradisional, dan aktifitas budaya lainnya akan kembali hidup. Sektor pariwisata juga akan terlahir kembali dan bersemi akibat dari budaya yang indah telah merekah kembali. Setiap orang akan menikmati budaya dan menyadari bahwa budaya sebagai anugerah, berkat, dan rahmat dari Sang Maha Pencipta.

Andai pandemi pergi, para penjaga negeri dan masyarakat akan meningkatkan keamanan negara. Aparat negara akan kembali fokus pada tugasnya yang sebenarnya sebagai penjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, tidak bercabang seperti saat pandemi ada aparat negara harus membagi pikiran mereka untuk menegakkan pelaksanaan protokol kesehatan. Lembaga pendidikan pembentukan aparat negara juga akan dapat melaksanakan pembelajaran dengan normal untuk membentuk calon aparat negara di masa depan yang kuat, tangguh, dan terampil.

Semua terasa begitu indah saat imajinasi andai pandemi pergi terlintas. Tapi, apakah kita semua sadar bahwa kita pun terkadang hanya menjadi seorang pemimpi tanpa ada aksi. Semua orang sibuk menginginkan pandemi ini segera berakhir, setiap orang berteriak ingin keluar dari rumah, setiap orang berlomba-lomba membuat rencana destinasi tempat mana yang akan dikunjungi andai pandemi ini lekas berakhir tanpa ada kontribusi sama sekali. Tidak sadarkah kita? Disaat pemerintah mengeluarkan kebijakan PPKM kita masih mengeluh. Tidak sadarkah kita? Disaat aparat negara menegur karena pelanggaran protokol kesehatan yang kita lakukan adalah dengan sikap kita yang balik marah. Tapi mengapa kita yang berteriak paling keras menginginkan pandemi ini segera berakhir padahal kita sendiri tidak ada kesadaran pribadi untuk bertindak agar pandemi segera berakhir?

Andai pandemi pergi, hal ini menjadi koreksi untuk kita semua kedepannya. Bahwa berawal dari diri sendiri adalah hal yang paling mendasar untuk membuat suatu perubahan besar. Berawal dari hal kecil yang kita lakukan, maka kita akan menciptakan pengaruh yang besar. Terlepasnya sebuah batu dari suatu bangunan yang megah tidak akan membuat bangunan tersebut runtuh, tapi berawal dari terlepasnya sebuah batu dari bangunan yang megah merupakan awal dari runtuhnya bangunan tersebut. Sekarang, saatnya semua pihak merenungkan kembali apa yang sudah dilakukan untuk membuat pandemi ini segera berakhir. Tidak perlu berdebat siapa yang salah dan siapa yang benar, tapi cukup renungkan dari diri sendiri hal kecil apa yang kita sudah lakukan untuk membuat pandemi ini pergi.

Andai pandemi pergi, lekas pulih dunia ini. Andai pandemi pergi, senyum kala itu yang sempt pudar akan bersemi kembali. Andai pendemi pergi, berjanjilah kepada Sang Pencipta demi kemanusiaan untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi. Andai pandemi pergi, kembalilah menjadi manusia seutuhnya yang ditugaskan di muka bumi untuk menjadi khalifah sebagai pembawa rahmat bagi alam semesta.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image