Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Alya Dwi Syaputri

Sekolah lebih aysik saat pandemi pergi

Lomba | Tuesday, 21 Sep 2021, 07:49 WIB
Sekolah dimasa pandemi

Covid-19, virus yang membuat kegiatan di dunia mau tidak mau harus berubah. Terpaksa merubah kebiasaan lama. Virus yang berasal dari Negeri Tirai Bambu ini menyebar di Indonesia sekitar kurang lebih pada bulan Maret tahun 2020. Akibatnya banyak sekali korban jiwa dari Indonesia dan negara-negara lain misalnya India. Di Indonesia sendiri kasus terkonfirmasi Covid-19 per 17 September 2021 yang dilansir dari laman covid19.go.id tercatat sebanyak 4.185.144 jiwa, kasus sembuh tercatat 3.976.064, dan kasus meninggal 140.134. Banyak sektor kehidupan manusia yang terdampak karena Covid-19, bahkan sekarang muncul varian baru dari virus ini yang lebih ganal.

Banyak sektor kehidupan manusia yang terdampak, ekonomi, kesehatan tentunya, sekolah, interaksi sosial yang harus dibatasi, dan lain-lain. Banyak sudah orang-orang yang kehilangan pekerjaannya, di PHK atau memang harus terpaksa tutup karena gulung tikar. Sekolah harus dilakukan secara daring, membuat interaksi sosial antar pelajar dengan pelajar atau pelajar dengan guru menjadi berkurang, ya hanya sebatas chat. Angkatan saya sendiri merupakan angkatan pertama yang harus lulus tanpa diadakannya UN., lulusan pertama tanpa merasakan kelulusan dengan meriah, tidak ada panggung untuk melakukan pentas, tidak dihadiri oleh semua orang tua, dan kelulusan tidak dilakukan secara bersama seluruh siswa melainkan harus 1 kelas dengan waktu yang bergiliran. Bahkan banyak yang menyebut angkatan yang lulus 2020 dengan sebutan Angkatan Corona bahkan ada juga yang menyebut Angkatan Giweaway dari pemerintah.

Karena Covid-19, sifat individualisme menjadi meningkat, sekolah daring membuat sebagian besar anak tertekan karena banyaknya tugas yang diberikan guru tidak seperti pada saat sekolah normal yang lebih sedikit tugas. Aku mengetahui jelas tidak enaknya sekolah daring. Ya tapi mau gimana lagi, kita harus #dirumahsaja untuk membantu pemerintah mengurangi persembahan virus ini, kita lakukan saja inikan juga untuk kebaikan kita dan orang lain.

Alhamdulillah, ada berita baik. Tanggal 10 Agustus 2021 yang dilansir dari laman kemendigbud.go.id, disampaikan pada konverensi pers evaluasi dan penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau bisa disebut PPKM, bahwa Pembelajaran Tatap Muka (PTM) bisa dilaksanakan pada satuan pendidikan yang berada di wilayah PPKM level 1-3.

Andai saja pandemi ini pergi, aku dan pelajar lainnya pasti bisa merasakan sekolah yang sebenarnya. Karena Covid-19 masa MPLSku (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) setahun lalu, jadi dilakukan secara online dan tidak seperti MPLS pada dasarnya. Andai saja pandemi pergi aku dan lainnya pasti bisa dengan nyaman bersekolah dikelas tanpa masker yang terkadang membuat pengap dan aturan lainnya yang mengharuskan jelas dibagi menjadi 2. Rasanya kelas menjadi lebih sepi. Andai saja pandemi ini pergi, aku pasti akan lebih mudah menghafal teman-teman sekolahku. Sudah terhitung sekitar 2 tahun sekolah aku masih saja tidak gagal semua teman kelasku, yang seharusnya akan mudah kuhafal seperti saat SMP dulu.

Andai pandemi ini pergi, kita harus bisa memulai kehidupan dengan lebih baik lagi. Melakukan kegiatan seperti dulu lagi tapi dengan versi yang lebih baik lagi. Jangan lupakan untuk mencuci tangan, tetap jaga kesehatan. Maka dari itu, jika kalian ingin pandemi ini segera pergi, segera sirna dari tanah air tercinta ini. Kalian harus patih protokol kesehatan ya, maskernya jangan sampai turun biar kita semua sama-sama aman. Jangan lupa makan makanan yang sehat, jangan lupa mencuci tangan sebelum dan sesudah berpergian dan saat hendak makan. Dan juga jangan lupa untuk berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berdoa menurut kepercayaan masing-masing di. Kalau kita tidak mematuhi protokol kesehatan ya bagaimana virus Covid-19 mau pergi, virusnya malah tersebar kemana-mana. Makanya Jangan sampai lupa pakai masker kalau mau berpergian, pakai masker dengan benar jangan Cuma jadi hiasan. Kalau bukan kita yang mulai, siapa lagi?

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image