Selasa 21 Sep 2021 11:49 WIB

Menlu Prancis: AS Harus Klarifikasi

Presiden AS Joe Biden akan bertemu dengan Presiden Prancis Macron dalam waktu dekat.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Menteri Pertahanan Prancis Jean-Yves Le Drian
Foto: Reuters/Charles Platiau
Menteri Pertahanan Prancis Jean-Yves Le Drian

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK--Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian mengatakan Amerika Serikat (AS) harus memberi Prancis klarifikasi dan penjelasan. Penjelasan mesti disampaikan saat Presiden AS Joe Biden bertemu dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron pekan depan.

Berbicara dengan wartawan di New York, Selasa (21/9), Le Drian mengatakan AS juga harus bertanggung jawab atas kepentingan sekutu-sekutu Eropanya. Pekan lalu Biden mengumumkan aliansi baru bersama Inggris dan Australia.

Baca Juga

Kerja sama pertahanan di Indo-Pasifik itu akan mempermudah Australia memperoleh kapal selam tenaga nuklir. AS dan Inggris akan mengirimkan teknologi ke Australia untuk membangun delapan kapal selam tenaga nuklir.

Kesepakatan ini mengganti kapal selam konvensional yang sebelumnya dipesan dari Prancis. Paris merespons pembatalan kesepakatan itu dengan menarik duta besarnya dari Washington dan Canberra.

Pada Senin (20/9) kemarin Le Drian mengatakan ada 'krisis kepercayaan' terhadap AS. Sementara Perdana Menteri Scott Morrison terus membantah klaim Prancis yang mengaku mereka baru tahu kesepakatan kapal selam dibatalkan satu hari sebelum diumumkan.

"Akan naif bila berpikir keputusan ini tidak dengan alami memicu kekecewaan Prancis, kami mengerti itu, kami benar-benar memahaminya," kata Morrison di New York sebelum bertemu dengan Biden dan kepala negara India dan Jepang.

Morrison berkunjung ke AS untuk menghadiri pertemuan aliansi empat negara tersebut yang bertujuan menahan pengaruh Cina di Indo-Pasifik. Ia mengatakan sebelum kesepakatan dengan AS dan Inggris diumumkan Australia tidak dapat membahas isu keamanan dengan negara lain.  

"Kami sudah menegaskannya, saya sudah menegaskan kapal selam konvensional tidak lagi memenuhi kepentingan strategis kami dan apa yang kami butuhkan pada kapal, kami telah komunikasikan itu beberapa bulan yang lalu," tambah Morrison.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement