Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image fitriatul laili

Wajah Baru Pendidikan Indonesia Pasca Pandemi Pergi: Tidak Ada Lagi Dilema (?)

Lomba | Monday, 20 Sep 2021, 20:00 WIB
Dok Pribadi: Proses Pembelajaran Masa Pandemi Covid-19 di SMP Negeri 8 Pamekasan Madura dengan tetap menerapkan physical distancing

Beberapa bulan terakhir Indonesia dihebohkan dengan munculnya virus baru asal Wuhan, China. Tepat Maret 2020 pemerintah menyatakan kalau Indonesia menjadi negara yang terpapar Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Pasca pernyataan pemerintah tersebut, kehidupan Indonesia seakan berubah 180 derajat, semua usaha dikerahkan oleh pemerintah dalam menangkal virus tersebut. Mulai dari Physical Distancing, Social Distancing, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), hingga yang baru-baru ini diterapkan yakni Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Dalam masa penyebaran Covid-19, dunia pendidikan menjadi perhatian utama pemerintah. Pasalnya, pemerintah dengan sigap mengintruksikan bahwa kegiatan belajar mengajar dilakukan jarak jauh dari rumah dengan memanfaatkan media sosial yang ada. Awalnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) hanya melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) selama 14 hari, namun diperpanjang dengan beberapa gelombang hingga akhir semester genap 2019-2020.

Tidak hanya sampai di situ, nasib pendidikan di Indonesia kerap kali berlangsung hingga tahun pelajaran berikutnya. Siswa tetap melakukan pembelajaran Daring didampingi oleh orang tua di rumah. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua, karena kesibukan masing-masing orang tua berbeda. Seperti halnya yang dialami siswa dan orang tua di Pamekasan, Madura. Di wilayah pedesaan rata-rata orang tua memiliki mata pencaharian di bidang pertanian, sehingga tidak sedikit orang tua yang kurang memberikan pengawasan terhadap anakanya. Selain itu, tidak sedikit dari siswa khususnya tingkat Sekolah Dasar (SD) yang mengalami kesulitan dalam melakukan PJJ. Hal ini karena tidak pahamnya siswa dalam memanfaatkan media digital.

Melihat fenomena yang ada dalam dunia pendidikan, menjadi kesulitan tersendiri bagi guru dan siswa dalam melakukan proses belajar mengajar. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di wilayah Pamekasan, tidak sedikit guru yang mengalami kesulitan dalam memberikan materi pada siswa. Pasalnya, komunikasi guru dengan siswa dilakukan jarak jauh, sehingga guru tidak bisa memantau secara langsung perkembangan siswa dalam memahami materi pembelajaran.

Di samping itu, kendala yang dialami oleh siswa ialah dari sisi kemampuannya, karena setiap siswa mempunyai kemampuan dan motivasi belajar yang berbeda. Apalagi di tingkat Sekolah Dasar (SD), ketika pembelajaran jarak jauh dilakukan, banyak anak-anak sekolah yang lebih memilih bermain daripada mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru Mata Pelajaran (Mapel) nya. Di sisi lain, ketika pelaksanaan pembelajaran Daring, cara mengajar guru lebih berorientasi pada tugas di rumah, sehingga hal ini menjadi beban tersendiri pada siswa ketika harus mengerjakan tugas beberapa Mapel dengan waktu yang relatif singkat.

Andai pandemi ini pergi, nasib dunia pendidikan seperti ini tidak lagi dialami oleh siswa. Siswa akan kembali merasakan duduk di bangku pendidikan sebagaimana mestinya, tanpa ada Protokol Kesehatan (Prokes), pembatasan kegiatan sekolah, pembatasan jam pelajaran dan lain sebagainya sebagaimana yang dialami oleh siswa saat ini.

Di samping itu, guru tidak lagi mengalami kesulitan dalam melakukan transfer knowledge kepada siswa, karena proses belajar mengajar sepenuhnya dilakukan di sekolah. Demikian juga dalam memberikan kegiatan pembelajaran maupun penugasan, guru maupun siswa akan mengalami proses belajar mengajar yang sesungguhnya dan sebagaimana mestinya. Hal ini karena dari segi sarana dan prasarana pendidikan di Indonesia tidak sepenuhnya merata. Sehingga ketika melakukan pembelajaran Daring seperti saat ini, tidak semua siswa dan guru mampu dan mudah melakukannya, karena dari sisi lingkungan geografis yang berbeda. Paling tidak, pembelajaran Daring paling mudah diterapkan di lingkungan perkotaan, karena siswa maupun guru sudah paham dan menggunakan teknologi pembelajaran.

Ketika pandemi telah usai, paling tidak siswa dan guru dapat melakukan proses belajar mengajar tatap muka yang efektif tanpa ada pergantian jam sebagaimana yang dialami dunia pendidikan saat ini. Akan tetapi, sekalipun pembelajaran tatap muka sepenuhnya diterapkan, alangkah lebih baiknya tidak meninggalkan penggunaan media digital dalam pendidikan. Pasalnya, selama masa pandemi siswa sudah banyak memanfaatkan media digital, sehingga disadari atau tidak proses belajar siswa telah mengalami kemajuan dari sebelumnya. Dalam hal ini menjadi nilai tambah bagi siswa maupun guru ketika menerapkan keduanya sekaligus, karena dapat menjadi pembaruan dalam wajah pendidikan di Indonesia.

Datangnya pandemi yang tidak terduga dan terencana memang menjadi bencana bagi Indonesia khususnya dunia pendidikan, karena adanya pandemi menyebabkan pendidikan di Indonesia mengalami perubahan yang cukup drastis. Sehingga siap atau tidak, siswa maupun guru harus menggunakan media digital sebagai media pembelajaran. Oleh sebab itu, usainya pandemi menjadi harapan semua orang khususnya orang tua yang mengharapkan anak-anaknya merasakan bangku pendidikan sebagaimana mestinya. Dari sini, pasca pandemi usai wajah pendidikan di Indonesia akan kembali mengalami perubahan, karena siswa akan kembali merasakan bangku pendidikan, namun tidak menutup kemungkinan untuk tetap memanfaatkan media digital sebagai media pembelajaran.

#lombamenulisopini

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image