Senin 20 Sep 2021 17:34 WIB

Menggeser Jam Mulai Sekolah Berdampak Positif Bagi Remaja

Sekolah direkomendasikan memulai waktu belajar lebih lambat seperti saat pandemi.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Siswa mengikuti uji coba pertemuan tatap muka (PTM) di SMPN 2 Yogyakarta, Senin (13/9). Menunda jam mulai sekolah ternyata ada manfaatnya untuk kesehatan mental siswa.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Siswa mengikuti uji coba pertemuan tatap muka (PTM) di SMPN 2 Yogyakarta, Senin (13/9). Menunda jam mulai sekolah ternyata ada manfaatnya untuk kesehatan mental siswa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menunda jam mulai sekolah pada pagi hari ternyata ada manfaatnya bagi kesehatan mental remaja. Peneliti dari McGill University, Montreal, Kanada menemukan hal tersebut sebagai efek samping tak terduga dari pola belajar selama pandemi Covid-19.

"Pandemi telah menunjukkan menunda jam mulai sekolah ada manfaatnya dan ini bisa diterapkan oleh sekolah yang tertarik untuk mendukung kesehatan mental siswa," kata penulis utama Reut Gruber dari McGill University, seperti dikutip dari laman Times Now News, Senin (20/9).

Baca Juga

Penelitian Gruber diterbitkan dalam jurnal Child and Adolescent Psychiatry and Mental Health. Untuk sampai pada kesimpulan itu, tim memasukkan sekelompok remaja yang sedang berkembang dalam penelitian sebelumnya.

Waktu pengamatan pertama ialah sebelum pandemi, yakni dari 15 Januari hingga 13 Maret 2020. Sementara itu, waktu pengamatan kedua berlangsung sepanjang 15 Mei hingga 30 Juni, bertepatan dengan pandemi Covid 19 di Kanada tahun lalu.

Pada waktu pengamatan pertama, pola tidur setiap peserta dinilai di lingkungan rumah menggunakan actigraphy dan catatan tidur selama tujuh malam berturut-turut. Remaja mengisi kuesioner berisi laporan jadwal, durasi, dan kualitas tidurnya, serta aktivitas pada waktu tidur, kantuk di siang hari, dan perilaku sosial atau emosionalnya.

Pada waktu pengamatan kedua, setiap peserta diminta mendokumentasikan catatan tidur, kuesioner yang sama tentang tidur, dan skala stres yang dirasakan. Apa kesimpulannya?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement