Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Syahrial, S.T

Andai Pandemi Pergi : Melanjutkan Praktik Terbaik

Lomba | Monday, 20 Sep 2021, 14:41 WIB
Praktik terbaik sebelum pandemi. Dokumen pribadi.

Sudah mendekati satu tahun tujuh bulan semenjak virus corona pertama kali terkonfirmasi berada di Indonesia. Dan sampai detik ini keberadaan virus corona ini belum juga berakhir. Walaupun pada beberapa minggu terakhir ini, setelah puncak gelombang kedua yang terjadi Juli lalu, angka penderita baru covid-19 sudah melandai. Semoga ini menjadi pertanda baik akan berubahnya status pandemi menjadi endemi.

Banyak hal baru yang sudah terjadi selama satu tahun tujuh bulan ini, baik itu yang terkait dengan penanganan covid-19 ini secara langsung maupun yang terkena imbasnya, seperti dunia pendidikan. Mulai dari sekolah ditutup selama berbulan bulan, sampai sekarang ini setelah sekolah banyak yang melaksanakan program vaksinasi pelajar sekolah dibuka untuk pelaksanaan pembelajaran dengan sistem tatap muka terbatas. Dampaknya guru-guru dipaksa merubah cara penyampaian pembelajaran dari cara lama yang menerapkan sistem tatap muka menjadi tatap layar, entah itu layar laptop, PC, atau handphone.

Banyak sudah cara baru yang telah diterapkan guru dalam mengajar selama pandemi ini berlangsung. Ada yang menggunakan sistem online sinkronus ada juga yang online asinkronus. Ada yang menerapkan full online, ada yang menerapkan tatap muka terbatas, dan ada juga yang menerapkan blended learning. Pemilihan model pembelajaran mana yang akan diterapkan ke siswa tergantung dari banyak faktor. Baik itu dari kesiapan sarana maupun softskill guru dan siswa. Karena satu metoda terlihat baik di suatu sekolah belum tentu dapat diterapkan di sekolah yang lain. Bisa jadi karena kesiapan sarana pendukung baik bagi guru maupun siswa, atau bisa jadi karena kesiapan berupa kemampuan menggunakan sarana yang ada itu belum ada. Kesemuanya itu dilakukan untuk mendapatkan hasil pembelajaran terbaik buat semua siswanya.

Dikutip dari id.wikipedia.org, praktik terbaik (Bahasa Inggris: best practice) didefinisikan sebagai suatu cara paling efisien (upaya paling sedikit) dan efektif (hasil terbaik) untuk menyelesaikan suatu tugas, berdasarkan suatu prosedur yang dapat diulangi yang telah terbukti manjur untuk banyak orang dalam jangka waktu yang cukup lama. Istilah ini juga sering digunakan untuk menjelaskan proses pengembangan suatu cara standar untuk melakukan suatu hal yang dapat digunakan oleh berbagai organisasi misalnya dalam bidang manajemen, kebijakan, atau sistem perangkat lunak.

Dalam dunia pendidikan, praktik terbaik merupakaan salah satu jenis KTI yang bisa dibuat oleh pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) untuk mengembangkan profesinya. Praktik terbaik menceritakan kisah sukses atau pengalaman terbaik kreativitas dan inovasi PTK dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam meningkatkan mutu layanan pendidikan di satuan pendidikan sehingga dapat mencapai prestasi yang diharapkan.

Praktik terbaik tidak selalu identik dengan langkah yang besar dan "revolusioner" yang dilakukan oleh guru dalam menyelesaikan masalah, tetapi bisa juga melalui sebuah langkah kecil, penerapan alternatif-alternatif pemecahan masalah yang sederhana, tetapi efektif dan dampaknya terasa dalam peningkatan kualitas pelayanan pendidikan di satuan pendidikan. Masalah yang ditemukan di lapangan dicari solusinya secara taktis dan praktis. Bagi guru bisa berkaitan dengan penggunaan media dan alat peraga, strategi, model pembelajaran tertentu yang inovatif sedangkan bagi kepala sekolah bisa berkaitan dengan penyelenggaraan program pelatihan, workshop, pembiasaan, pembuatan kebijakan dan peraturan, pembuatan sarana dan prasarana tertentu dan sebagainya.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa best practice atau praktik terbaik adalah pengalaman terbaik atau kisah keberhasilan yang ditulis oleh pendidik dan tenaga kependidikan (guru, kepala sekolah, atau pengawas) untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam melaksanakan tugasnya di lapangan secara kreatif, inovatif, praktis, memiliki nilai kebaruan yang berdampak terhadap meningkatnya mutu layanan pendidikan.

Praktik terbaik sudah ada sebelum pandemi, hanya saja berbeda cara ketika pandemi berlangsung. Ketika pandemi praktik terbaik banyak menggali kemampuan penerapan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Sesuatu yang sebelumnya banyak dihindari oleh guru, terutama bagi mereka yang sudah berumur dan atau gagap teknologi. Di awal pandemi, banyak guru senior yang mati kutu karena tidak bisa menyesuaikan diri dengan keadaan. Mereka yang sudah terbiasa dengan cara lama, tiba-tiba dihadapkan dengan situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan mereka menerapkan cara lama tersebut. Akhirnya ‘terpaksa’ harus beradaptasi dengan praktik yang baru, yaitu dengan mengandalkan TIK.

Di samping itu, pandemi juga membuat peran orang tua semakin penting bagi pendidikan anak-anaknya. Peran yang mungkin banyak diabaikan oleh orang tua sebelum pandemi ada. Kebanyakan orang tua menyerahkan sepenuhnya pendidikan anak-anaknya ke sekolah. Seolah olah kalau sudah sekolah berarti lepas tanggung jawab mereka untuk mendidik anaknya. Padahal kewajiban mendidik anak itu ada pada kedua orang tuanya, sedangkan guru di sekolah hanyalah membantu saja. Tetapi, selama pandemi mau tidak mau suka tidak suka orang tua yang harus turun tangan dalam pendidikan anaknya, apalagi pada saat diberlakukan pembelajaran jarak jauh.

Kebijakan pemerintah pun banyak menyesuaikan selama pandemi. Seperti adanya bantuan kuota belajar internet yang sebelum pandemi belum pernah ada. Termasuk juga penggunaan dana bantuan operasional sekolah (BOS) mengalami penyesuaian. Adanya kelonggaran penggunaan dana BOS ini menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. Misalnya penggunaan dana BOS untuk keperluan internet sekolah maupun untuk belanja pembelian cairan atau sabun pembersih tangan, cairan pembasmi kuman (desinfektan), masker, maupun penunjang kebersihan lainnya.

Sarana prasarana sekolah juga mengalami perbaikan. Dulu sebelum pandemi, banyak sekolah yang abai menyediakan sarana air bersih untuk cuci tangan. Tetapi semenjak pandemi berlangsung sarana air bersih menjadi suatu kewajiban bagi sekolah untuk menyediakannya. Karena saat sekolah akan melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas sarana air bersih ini sudah harus tersedia.

Jadi secara tidak langsung pandemi ini telah memberikan perubahan besar pada dunia pendidikan. Mungkin bisa disebut sebagai suatu berkah dibalik musibah. Andai pandemi pergi maka yang harus dilakukan para guru adalah mengkombinasikan praktik terbaik yang sudah mereka kuasai sebelum pandemi ditambah dengan praktik terbaik yang baru mereka kuasai di saat pandemi.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image