Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Sutanto

DIY Ajang Silatnas Budayawan dan Seniman Muhammadiyah

Info Terkini | Sunday, 19 Sep 2021, 19:22 WIB

DIY- Yogyakarta sebagai kota budaya, terpilih sebagai ajang Lembaga Seni Budaya dan Olahraga Pimpinan Pusat Muhammadiyah, (LSBO PPM) dan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Republik Indonesia untuk mengadakan kegiatan Silaturahmi Nasional (Silatnas) Budayawan dan Seniman Muhammadiyah.

Kegiatan diselenggarakan di hotel yang tidak jauh dari istana Kraton Yogyakarta, yakni The Alana Yogyakarta, Sabtu (18/9/2021). Kurang lebih 70 peserta yang terdiri dari para budayawan dan beberapa pekerja seni, baik seni musik, seni teater, seni rupa, seni lukis, seni patung, maupun seni pedalangan. Kegiatan ini juga didukung oleh program Gerakan Nasional Revolusi Mental milik Kemenko PMK RI.

Silatnas diawali penampilan geguritan oleh R. Bambang Nur Singgih, S.Sn, mengenakan pakaian tradisional modern yang didesain secara khusus penampil. Nur Singgih merupakan anggota LSBO PDM Kabupaten Sleman. Menyajikan donga pambuka melalui gurit dibacakan secara teaterikal. Kegiatan silaturahim yang dibalut dengan diskusi ini bertema “Budaya Gotong Royong Menguatkan Seni di Tengah-tengah Masa Pageblug”.

Kusen, Ph.D., selaku Ketua Panitia, mengatakan bahwa ‘pageblug’ diartikan sebagai wabah atau pandemi Covid-19 yang saat ini menerjang secara global termasuk indonesia. Dalam mengelola kegiatan ini, Kusen dibersamai Tri Mulyono selaku koordinator acara.

“Para peserta kegiatan ini berasal dari berbagai daerah di nusantara, di antaranya: Sumatera Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan sekitarnya,” jelas Kusen. Kondisi pandemi ini menjadi alasan adanya pembatasan terhadap jumlah peserta. Sebelum memasuki ballroom hotel pun, para peserta diminta melakukan tes Swab Antigen.

Dalam sambutannya Ketua LSBO PP Muhammadiyah, Drs. H. Sukriyanto AR, M.Hum menegaskan bahwa Muhammadiyah adalah gerakan seni dan gerakan kebudayaan. Laki-laki yang juga putra KH. AR Fachruddin, Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 1968-1990, ini mengingatkan bagaimana agama Islam dulunya dibawakan ke tanah air oleh para wali melalui jalur kebudayaan. Salah satunya dengan wayang. KH Ahmad Dahlan, pendiri persyarikatan, pun tidak anti terhadap seni dan budaya. Bahkan beliau dikenal mahir dan gemar memainkan beberapa alat musik, termasuk biola.

Di tempat yang sama Wakil Walikota Kota Yogyakarta, Drs. Heroe Poerwadi, M.A., turut memberikan sambutan dalam kegiatan tersebut. Ia menceritakan seniman-seniman di kota budaya ini pada saat situasi corona harus bersusah payah memenuhi kebutuhan hidup. Menariknya, mereka berusaha dengan cara kreatif saling mengapresiasi dan mendukung satu sama lain. Heroe melihat ini menjadi salah satu bukti betapa gotong royong merupakan solusi yang tidak bisa ditawar.

Wakil walikota melalui Drs. H. Sukriyanto AR, M.Hum menyerahkan cinderamata berupa lukisan KH Ahmad Dahlan sedang memainkan biola. Lukisan ini merupakan karya Badrie, seorang aktivis Muhammadiyah yang juga pelukis berasal dari Pasuruan, Jawa Timur.

Mewakili Prof. Dr. H. Muhadjir Effendy, M.A.P., Menteri Koordinator PMK, untuk memberi keynote speech, melalui Didik Suhardi, Ph.D. Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental Kemenko PMK RI menyampaikan beberapa pesan dan harapan terkait kegiatan melalui Zoom Meeting. Usai paparannya, LSBO menitipkan kenang-kenangan berupa lukisan sketsa wajah yang dilukis oleh Fakrurozi untuk Menko PMK yang perimaannya diwakili oleh Fauzan Amar, S.Ag., M.M. selaku staf khusus Menteri Sosial RI.

Acara dilanjutkan diskusi mengenai paradigma kebudayaan Islam, respon Muhammadiyah terhadap kebudayaan Indonesia, serta perumusan langkah praktis LSBO PP Muhammadiyah untuk pengembangan seni budaya khususnya di Muhammadiyah. Narasumber yang berbagi materi Fauzan Amar, S.Ag., M.M., Kyai Kusen, Ph.D, Muhammad Izzul Muslimin, S.IP, Dr. Eddy Sukardi, M.Pd dengan moderator Akhir Lusono, S.Sn, M.M.

Para peserta aktif memberikan tanggapan dan pandangannya terhadap pemaparan pemateri. Selain itu, terdapat pula masukan dari Drs. H. Jabrohim, M.M. yang disampaikan melalui tulisan, Dr. Arif Budi Raharjo, M.Si, Dr. Nur Sahid, M.Hum, Dr. Junaidi, S.Kar, Yusman, Jumaldi Alfi, Jumari dan juga Ki. Ashad Kusumadjaya, Agus Amarullah, Heriyanto dan lainnya.

Untuk memeriahkan suasana di tampilkan pula CSI Kalimasada dari LSBO Kab. Gunung Kidul dan OK. LSBO PDM Bantul. Acara di pandu oleh aktivis Ikatan Pelajar Muhammadiyah Ahimsa Wardah Swadesi.

Salah satu buah dari diskusi tersebut ialah lahirnya harapan untuk mengangkat kembali LSBO sebagai majelis, bukan hanya lembaga. Agaknya ini menjadi warna dan semangat baru bagi Muhammadiyah yang selama ini dinilai kering terhadap aktivitas seni dan budaya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image