Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Rudisa Putra

Tahsin & Tadabbur Al Quran Bersama Wahdah Jakut, Simak Penjelasan Kerugian Orang Munafik di Surat In

Info Terkini | Sunday, 19 Sep 2021, 07:57 WIB

JAKARTA UTARA- DPD (Dewan Perwakilan Daerah) Wahdah Islamiyah Jakarta Utara dan Markaz Quran Wahdah secara rutin setiap pekannya mengadakan Pelatihan Tahsin dan Tadabbbur Al Qur'an. Pada Kamis (16/9/2021), memasuki pekan ke-8 telah terselenggara pelatihan tahsin dan tadabburnya pada Surat Al-Baqarah ayat 17-20.

Ketua panitia acara ini, Ustadz Saripuddin menuturkan kepada WIZ (Wahdah Inspirasi Zakat) Jakarta yang ikut menjadi sponsor terselenggaranya acara ini, bahwa acara ini diadakan untuk membumikan Al Qur'an. "Kita gabungan dari komunitas atau aktivis yang senantiasa aktif dalam pembinaan bacaan Al Qur'an dan salah satu program kita ini yang sudah dilaksanakan barusan setiap Kamis ba'da isya tujuannya untuk mensyiarkan Al Qur'an, mudah-mudahan banyak yang mendapat manfaat, banyak yang kembali mau berinteraksi dengan Al Qur'an khususnya dengan belajar lagi walaupun sudah dewasa ataupun sudah tua juga mau mempelajari Al Qur'an," tuturnya.

Pemateri tetap pada acara ini adalah alumnus LIPIA Jakarta, Ustadz Hermawan, Lc. Ia sudah hafal Al Quran 30 juz dan saat ini sedang sibuk menyelesaikan studi S2nya di PTIQ (Perguruan Tinggi Ilmu Quran).

Pada kesempatan ini, Tim WIZ Jakarta merangkum penjelasan Ustadz Hermawan tentang tadabbur dari ayat 17 Surat Al Baqarah tentang permisalan terhadap orang munafik. "Dalam kutipan ayat itu, Allah memberikan permisalan untuk orang munafik bahwa ada pembesar yang disegani orang munafik meminta kepada orang-orang munafik untuk menyalakan api, setelah api itu menerangi sekelilingnya, tiba-tiba Allah menghilangkan cahaya mereka dan meninggalkan mereka dalam kegelapan yang mereka tidak mampu melihat karena hilangnya cahaya itu," jelasnya.

Lebih lanjut, Ustadz Hermawan menerangkan bahwa betapa ruginya orang munafik di awal dan di akhir. Di awal mereka sudah rugi dengan tidak mampu melihat, kemudian mereka diminta untuk menyalakan api. "Dalam hal ini ketika dakwah datang kepada orang-orang munafik, mereka mendapatkan kebaikan dan hidayah dari Allah itu mampu menerangi kehidupan mereka sehingga mereka mampu melihat kebaikan namun mereka belum sepenuhnya menerima kebaikan tersebut tetapi mereka masih menyembunyikan kemunafikan dalam hati mereka, mereka tidak mau secara penuh beriman kepada syariat yang dibawa oleh Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa salam," terangnya.

Kemudian Ustadz Hermawan melanjutkan penjelasannya yang menerangkan ketika Allah mencabut hidayah dari mereka sehingga mereka tidak bisa lagi mendapatkan kebenaran karena kekufuran mereka. Kerugian kedua yang didapatkan oleh orang-orang munafik ketika nanti di akhirat. Sebagaimana yang disampaikan oleh Ustadz Hermawan bahwa orang munafik di padang masyar berada dalam kegelapan, tidak mampu melihat begitu juga setelah nanti dimasukan ke dalam neraka.

Peserta yang hadir pada acara Kamis malam itu menurut info dari ketua panitianya ada 16 orang yang hadir di Zoom sementara yang mendaftar dan tergabung dalam grup WA ada 60 orang lebih. [rsp]

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image