Jumat 17 Sep 2021 15:51 WIB

TNI Bantah Pesawat Rimbun Air Ditembak KKB

TNI mengatakan kecelakaan pesawat Rimbun Air karena cuaca buruk.

Rep: Flori Sidebang / Red: Bayu Hermawan
Kondisi pesawat Rimbun Air yang jatuh di Perbukitan Kampung Bilogai, Sugapa, Kabupaten Intan Jaya.
Foto: AP/BASARNAS
Kondisi pesawat Rimbun Air yang jatuh di Perbukitan Kampung Bilogai, Sugapa, Kabupaten Intan Jaya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komandan Satgas Yonif Para Rider 501/ BY, Letkol Inf Arfa Yudha Prasetya, membantah bahwa pesawat Rimbun Air yang jatuh beberapa hari lalu akibat ditembak oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Arfa mengayakan, penyebab jatuhnya pesawat dengan nomor registrasi PK-OTW itu diduga karena kondisi cuaca buruk di Kampung Bilogai, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua.

"Tidak ada yang namanya tembakan dari KKB. Karena memang kondisi cuaca pada saat itu kurang mendukung," kata Arfa saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (17/9).

Baca Juga

"Persentase lebih besarnya itu kemarin memang karena kecelakaan. Dikarenakan pada saat kemarin itu cuaca kabut memang cukup lumayan tebal," ujarnya melanjutkan.

Arfa mengungkapkan, aparat TNI pun sempat mendengar suara cukup keras saat pesawat jatuh. Namun, ia mengklaim bahwa suara tersebut bukanlah suara tembakan, melainkan bunyi pesawat menabrak gunung.

Adapun Arfa menyebut, terdapat pos TNI yang letaknya tidak terlalu jauh dari lokasi jatunya pesawat Rimbun Air. "Tidak ada suara tembakan di sana. Jadi memang untuk menunjukan eksistensi mereka saja," ucapnya.

Baca juga : IDI Papua Kecam Kekerasan terhadap Tenaga Kesehatan

Meski demikian, sambung Arfa, pihaknya pun masih menunggu kepastian penyebab pesawat Rimbun Air jatuh. Saat ini, dia menuturkan, tim Basarnas telah membawa black box pesawat tersebut ke Timika dan kemudian akan diserahkan kepada KNKT untuk dilakukan pemeriksaan.

Sementara itu, Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), Sebby Sambom angkat bicara mengenai jatuhnya pesawat Rimbun Air. TPNPB-OPM Kodap VIII Intan Jaya Batalion Munulogo Mbiapigu, kata dia, mengklaim telah menembak pesawat tersebut.

"Batalion Munulogo Mbiapigu melaporkan melalui telepon telah menembak satu pesawat di Desa Mbugimigi, jatuh di Sugapa," kata Sebby dalam keterangan tertulisnya kepada Republika.co.id, Jumat.

Sebby menjelaskan, Komandan Batalion Munulogo Mbiapigu Ayon Sagani mengaku siap bertanggungjawab atas penembakan terhadap pesawat tersebut. Kelompok ini, jelasnya, telah memantau pesawat sejak tanggal 12 September 2021.

Sebelumnya, pesawat Rimbun Air sempat hilang kontak di sekitar Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua. Pesawat itu dilaporkan terbang dari Nabire pukul 06.40 WIT, Rabu (15/9).

Airnav Sugapa sempat melakukan komunikasi terakhir dengan pilot pada pukul 07.30 WIT sebelum dinyatakan hilang kontak. Pesawat ini diketahui tidak mengangkut penumpang dan hanya membawa bahan bangunan serta sembako.

Baca juga : Taliban Serahkan Uang Tunai dan Emas ke Bank Sentral

Selang beberapa jam, tim gabungan TNI, Polri, Basarnas dan masayarat setempat akhirnya menemukan pesawat jatuh di tengah hutan dan gunung sekitar 3,5 kilometer dari Bandara Bilorai, Sugapa dengan kondisi sebagian badan pesawat terlihat masih utuh. Namun, pada bagian kokpit pesawat mengalami kerusakan yang parah.

Tiga orang kru yang berada di dalam pesawat itu pun diketahui meninggal dunia. "Sesampainya di TKP (tempat kejadian perkara), tim mendapati bahwa ketiga kru pesawat telah meninggal dunia," kata Kabid Humas Polda Papua, Kombes Ahmad Mustofa Kamal saat dihubungi, Rabu (15/9) malam.

Tiga awak pesawat yang meninggal dalam insiden itu, yakni Mirza selaku pilot, co-pilot Fajar, dan teknisi bernama Iswahyudi. Ketiga jenazah pun telah berhasil dievakuasi dan dikembalikan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan di kampung halaman masing-masing.

Di sisi lain, Wakil Komandan Yonif Mekanis 521/DY, Mayor Edi Pramono mengatakan, penyebab pesawat tersebut jatuh diduga karena kondisi cuaca buruk. Edi menjelaskan, pesawat itu pun sempat mencoba mendarat atau landing di Bandara Bilorai. Namun, tidak berhasil karena landasan tertutup kabut tebal.

Kemudian, pesawat kembali naik dan berputar untuk mencoba mendarat lagi kedua kalinya. Tetapi, kata dia, percobaan itu pun gagal. "Pada percobaan yang kedua, pesawat bablas (melewati bandara), kemudian terdengar suara pesawat gemuruh di gunung, pesawat jatuh," ungkap dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement