Jumat 17 Sep 2021 02:26 WIB

Dukung Industri Digital, Saratoga Investasi Langsung SIRCLO

SIRCLO dapat pendanaan 36 juta dolar AS dari East Ventures dan Saratoga

Gelombang investasi ke sektor industri digital Indonesia terus menguat. Terbaru, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) disebut sebagai salah satu investor yang tergabung dalam pendanaan lanjutan di SIRCLO, startup solusi e-commerce di Indonesia.
Foto: istimewa
Gelombang investasi ke sektor industri digital Indonesia terus menguat. Terbaru, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) disebut sebagai salah satu investor yang tergabung dalam pendanaan lanjutan di SIRCLO, startup solusi e-commerce di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gelombang investasi ke sektor industri digital Indonesia terus menguat. Terbaru, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) disebut sebagai salah satu investor yang tergabung dalam pendanaan lanjutan di SIRCLO, startup solusi e-commerce di Indonesia. 

Dalam pengumumannya, SIRCLO menyampaikan bahwa perusahaan telah mendapatkan pendanaan senilai 36 juta dolar AS (sekitar Rp 515 miliar) dari investor yang dipimpin East Ventures (Growth Fund) dan Saratoga, dengan partisipasi sejumlah investor lokal.  

Direktur Investasi PT Saratoga Investama Sedaya Tbk, Devin Wirawan mengakui bahwa perseroan terlibat dalam pendanaan kepada  SIRCLO. “Keputusan investasi langsung ke SIRCLO telah dilakukan secara matang dengan memperhitungan potensi dan value dari perusahaan investasi ini ke depan. Ide besar yang bisa diwujudkan SIRCLO dengan membentuk perusahaan solusi e-commerce membuktikan bahwa peluang bisnis di era digital ini menjadi sangat luas dan Saratoga akan terlibat lebih aktif didalamnya,” jelas Devin di Jakarta, Kamis (16/9).

Dengan pengalaman investasi lebih dari dua dekade, Saratoga optimis keterlibatan langsung didalam pengembangan SIRCLO akan mendukung startup teknologi ini untuk dapat mengoptimalkan peluang pertumbuhan bisnis yang ada. Harapannya, SIRCLO dapat menjadi perusahaan yang semakin bernilai, baik secara bisnis maupun kontribusinya terhadap perekonomian Indonesia. Strategi ini dinilai akan lebih menjamin keberlangsungan bisnis SIRCLO dalam jangka panjang.  

"Sebagai wujud investasi aktif kami, Saratoga akan ikut membantu proses pengembangan bisnis perusahaan portofolio ini ke depan. Dengan strategi yang terukur, disiplin dan konsisten, kami optimis SIRCLO akan mencapai target bisnisnya dengan lebih baik,” kata Devin.

Sebelumnya Saratoga juga telah berinvestasi di PT Julo Teknologi Finansial (Julo), Fintech Peer-to-Peer (P2P) lending. Perusahaan yang telah memiliki ijin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ini  mengimplementasikan teknologi big data dan machine learning dalam proses pemberian kredit.

"Investasi di industri digital ini merupakan bagian dari komitmen Saratoga untuk terlibat aktif dalam mendukung penguatan ekonomi Indonesia, termasuk melalui optimalisasi penggunaan teknologi digital dalam memperkuat sektor UMKM. Jutaan UMKM yang ada di Indonesia merupakan kekuatan ekonomi yang harus terus dikembangkan untuk mendorong pemerataan ekonomi di berbagai wilayah di Indonesia," ujar Devin. 

Dalam pernyataannya Founder dan Chief Executive Officer SIRCLO Brian Marshal mengatakan, suntikan dana dari para investor, termasuk Saratoga, akan dioptimalkan untuk mengembangkan infrastruktur teknologi dan memperluas layanan bagi pelaku bisnis, baik dari kategori entrepreneur maupun enterprise. 

Kolaborasi yang dijalankan ini diharapkan dapat memperkuat pertumbuhan SIRCLO kedepan, sehingga kontribusi yang diberikan untuk dalam mendukung perekonomian Indonesia akan semakin besar.

“Kami berterima kasih atas dukungan Saratoga yang telah berpartisipasi pada pendanaan ini. Dengan kompetensi dan pengalaman manajemen yang sudah terbukti di bidangnya, kami yakin Saratoga akan menjadi rekan strategis dalam perkuatan fundamental bisnis SIRCLO dan bersama-sama mendorong startup ini masuk ke tahap selanjutnya. Di sisi lain, kami optimis langkah yang diambil akan membawa dampak positif yang berkelanjutan terhadap klien dan pengguna solusi kami,” kata Brian.

Industri e-commerce di Indonesia telah meningkat dengan pesat sejak pandemi COVID-19. Hampir setengah dari populasi Indonesia menggunakan teknologi digital untuk kebutuhan sehari-hari, menjadikan industri ini memiliki potensi tinggi untuk terus bertumbuh. 

Bank Indonesia (BI) memproyeksi nilai transaksi e-commerce mencapai Rp 395 triliun pada 2021. Sementara konsultan manajemen McKinsey & Company memproyeksikan pasar e-commerce Indonesia tahun 2022 akan tumbuh menjadi 55 miliar dollar AS hingga 65 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 808 triliun hingga Rp 955 triliun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement