Kamis 16 Sep 2021 18:36 WIB

Pembukaan Bioskop Dibayangi Susah Sinyal PeduliLindungi

Hanya pengguna PeduliLindungi dan sudah vaksin dua kali yang bisa ke bioskop.

Pengunjung berada di area Bioskop CGV 23 Paskal, Kota Bandung, Kamis (16/9). Pemerintah Kota Bandung kembali mengizinkan bioskop untuk beroperasi pada masa PPKM Level 3 dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat, seperti membatasi pengunjung menjadi 50 persen dari kapasitas, wajib melakukan skrining melalui aplikasi Peduli Lindungi, dilarang makan dan minum di area bioskop serta melarang pengunjung dengan usia di bawah 12 tahun untuk memasuki area bioskop. Foto: Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Pengunjung berada di area Bioskop CGV 23 Paskal, Kota Bandung, Kamis (16/9). Pemerintah Kota Bandung kembali mengizinkan bioskop untuk beroperasi pada masa PPKM Level 3 dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat, seperti membatasi pengunjung menjadi 50 persen dari kapasitas, wajib melakukan skrining melalui aplikasi Peduli Lindungi, dilarang makan dan minum di area bioskop serta melarang pengunjung dengan usia di bawah 12 tahun untuk memasuki area bioskop. Foto: Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Wilda Fizriyani, Zainur Mahsir Ramadhan, Antara

Warga di sejumlah kota yang berstatus bukan PPKM Level 4 merasakan kegembiraan bisa kembali ke bioskop. Sejak PPKM Darurat diberlakukan pada awal Juli, baru saat ini bioskop di berbagai kota dibuka lagi untuk umum.

Baca Juga

Di Kota Malang, bioskop Movimax di Mal Dinoyo beroperasi mulai hari ini. Pengunjung Dicky mengaku senang bisa kembali menyaksikan film kesukaannya di bioskop. Meskipun bisa menonton film di rumah, dia lebih menyukai menyaksikan tersebut di bioskop.

"Karena sensasinya berbeda nonton di handphone, laptop, atau televisi dengan di bioskop," ucap mahasiswa Universitas Brawijaya ini kepada wartawan di Kota Malang, Kamis (16/9). Untuk bisa memasuki bioskop, Dicky harus melalui beberapa prosedur prokes Covid-19. Salah satunya dia harus memindai kode bukti vaksin di aplikasi PeduliLindungi. Meskipun agak ribet, dia tidak mempermasalahkannya mengingat ini penting demi kesehatan bersama.

Di sisi lain, Dicky juga meminta agar ada evaluasi dalam sistem pemindaian bukti vaksin. Sebab, sistem ini sering bermasalah sehingga cukup merepotkan. Dia justru lebih memilih agar proses ini cukup menggunakan sertifikat vaksin.

Di Jakarta, salah satu bioskop yang kembali buka adalah CGV di Central Park. Salah satu pengunjung bioskop tersebut, Kalvin menilai dua kali pemeriksaan melalui aplikasi PeduliLindungi membuat calon penonton semakin aman dan nyaman. "Tadi lihat dari media daring kalau bioskop dibuka, langsung ke sini. Memang dua kali ada pemeriksaan (PeduliLindungi), waktu masuk mal sama di depan bioskop. Terus juga pakai masker buat jaga diri sih," kata Kalvin saat ditemui di CGV Central Park, Kamis.

Kalvin tidak mempermasalahkan pemeriksaan dua kali melalui aplikasi PeduliLindungi. Pemerintah mensyaratkan calon penonton bioskop telah mendapatkan vaksin dosis kedua untuk bisa menonton di bioskop.

"Kan pemeriksaan dua kali, waktu masuk mal di tempat parkir, terus di dalam bioskop juga harus memindai kode bar (barcode) lagi dengan PeduliLindungi. Sehingga lebih aman saja sih," ujar Kalvin. Ia juga antusias menonton film di bioskop dengan mengenakan masker dan memindai kode bar aplikasi PeduliLindungi.

Sebelumnya, sejak 5 Juli 2021, seluruh bioskop dan CGV sempat berhenti beroperasi menyesuaikan regulasi PPKM, guna menekan jumlah penyebaran Covid-19 yang semakin meluas. Pengunjung lainnya, Eko, mengaku telah mengetahui adanya pemeriksaan dua kali barcode melalui PeduliLindungi. Namun, Eko sempat lama memindai kode bar di tempat parkir yang letaknya di ruang bawah tanah (basement) mal karena gangguan sinyal pada telepon seluler.

"Susah sinyalnya di basement," kata Eko. Penerapan PeduliLindungi ini berguna untuk memastikan pengunjung sudah vaksin sebanyak dua kali dan sudah berusia di atas 12 tahun sesuai ketentuan yang berlaku.

Berdasarkan pantauan, terlihat sejumlah pengunjung yang membeli tiket langsung di loker saat bioskop kembali dibuka. Padahal manajemen CGV sudah menyediakan solusi pembelian tiket daring, baik melalui aplikasi CGV, situs ataupun menggunakan aplikasi "Gojek".

Salah seorang pengunjung bioskop XXI di Kramat Jati, Jakarta Timur, Safira mengaku senang ketika pemerintah mengizinkan bioskop beroperasi kembali sehingga bisa menonton film kesayangannya. "Ada film yang saya incar untuk ditonton," ujar Safira.

Hal serupa juga dirasakan penonton bioskop lainnya, Risa, yang mengatakan sudah lama tidak nonton bioskop sehingga sempat bingung untuk penerapan protokol kesehatan. "Sempat sulit sinyal untuk memindai aplikasi PeduliLindungi tetapi akhirnya bisa masuk," tutur Safira.

Manajemen CGV Central Park mengatur tempat duduk berjarak dan aturan kapasitas maksimal hanya 50 persen. Tapi di ruang Audio 6 yang memutar Film The Suicide Squad terpantau sepi. Sari, salah seorang penonton yang ditemui dalam ruang bioskop mengatakan cukup puas menonton film itu. "Seru sih, tapi wajah pegal, karena di dalam mesti pakai masker," ujar Sari.

Pengaturan sesuai kebijakan pemerintah dilakukan pula di Moviemax Mal Dinoyo Malang. Pengelola Moviemax Mal Dinoyo, Rulya Febrina Jaya Saputra menyatakan, sudah mempersiapkan segala sesuatunya sesuai kebijakan pemerintah. Selain sarana dan prasarana prokes Covid-19 pada umumnya, dia juga sudah menyiapkan titik pemindaian kode batang bukti vaksin. Artinya pengunjung harus memiliki aplikasi PeduliLindungi.

Mengenai pemindaian vaksin yang acap bermasalah, Rulya menyerahkan kebijakan tersebut kepada pemerintah. "Wah ini kalau jawab ini takut mendahului atau bagaimana. Cuma memang ketentuannya masuknya tetap scan barcode," ungkapnya.

Hal yang pasti, selama proses pembukaan bioskop, Moviemax Mal Dinoyo membatasi jumlah pengunjungnya sekitar 50 persen. Dari total kapasitas 234 pengunjung, pihaknya hanya diperbolehkan menerima 117 orang. Rulya tetap bersyukur dengan adanya kebijakan tersebut meskipun pengunjung yang datang tidak seperti pada waktu normal.

"Ya walaupun kita harus tetap tertib, tidak putus asa mengenai perjuangan perbisnisan perfilman ini, sama protokol yang tetapkan kembali ke pribadi masing-masing. Kalau kita memaksa, nanti kesannya bagaimana dalam hal ini. Cuma ini yang harus kita jalani sekarang di dunia sekarang ini," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement