Kamis 16 Sep 2021 12:13 WIB

Pertamina Resmikan 17 Titik BBM Satu Harga

Pada tahun ini Pertamina mentargetkan ada 76 titik BBM Satu Harga

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Gita Amanda
PT Pertamina (Persero) meresmikan 17 titik BBM satu harga serentak yang tersebar di seluruh Indonesia, (ilustrasi).
Foto: Pertamina
PT Pertamina (Persero) meresmikan 17 titik BBM satu harga serentak yang tersebar di seluruh Indonesia, (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) meresmikan 17 titik BBM satu harga serentak yang tersebar di seluruh Indonesia. Peresmian tersebut dihadiri oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif dan Kepala BPH Migas Erika Retnowati.

Ke-17 titik BBM satu harga tersebut berada di Aceh, Riau, Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Barat, dua di Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, tujuh di Kalimantan Barat, Papua Barat, dan dua di Papua.

Baca Juga

Direktur Logistik & Infrastruktur PT Pertamina (Persero), Mulyono mengatakan 17 titik ini menambah jumlah BBM satu harga yang beroperasi tahun ini. Pada tahun ini Pertamina mentargetkan ada 76 titik. Dari 76 titik tersebut sudah ada 44 titik yang beroperasi.

“Pada hari ini, telah resmi beroperasi 293 titik BBM Satu Harga yang dikelola Pertamina tersebar di 112 kabupaten di Indonesia, 62 kabupaten diantaranya di wilayah 3T. Targetnya pada tahun ini adalah 76 titik dan 2024 mencapai 573 titik BBM Satu Harga yang dibangun Pertamina," ujar Mulyono di Lombok, Kamis (16/9).

Mulyono menjelaskan untuk bisa menyalurkan BBM ke wilayah 3T, Pertamina perlu melakukan tujuh kali angkutan. Misalkan saja kata Mulyono untuk menyalurkan BBM ke daerah Boven Digoel pertamina harus mengangkut BBM dari Kilang Balikpapan menggunakan kapal dengan kapasitas 30 ribu ton. Nantinya, setelah sampai di Ambon dilakukan bongkar muat ke kapal yang lebih kecil lagi.

"Lalu nanti dibawa itu ke Terminal Merauke. Dari merauke masuk ke tangki dengan jarak 55 kilometer (km). Baru nanti dari mobil tangki disalurkan memakai drum dengan kapal kecil sejauh 345 nautikel mile," cerita Mulyono.

Belum selesai, untuk distribusi ke wilayah wilyah di Papua, perlu ada naik pesawat kecil karena jalur darat tidak dimungkinkan. Setelah sejauh 91 nautikel mile sampai ke titik terakhir baru didistribusikan kembali memakai truk dengan jarak dua kilometer.

"Kalau diusut tujuh kali gantinya jadi BBM pertama di ambil dari Kilang Balikapan. Butuh tujuh moda transportasi dan tujuh kali pindah," ujar Mulyono.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement