Rabu 15 Sep 2021 22:54 WIB

Pemprov DKI Berencana Hiasi Kawasan Cikini dengan Mural

Di Cikini berjejer bangunan bersejarah dan memiliki kisah tersendiri melintas zaman.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berencana menghiasi kawasan Jalan Cikini Raya dengan mural karya para seniman (ilustrasi).
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berencana menghiasi kawasan Jalan Cikini Raya dengan mural karya para seniman (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berencana menghiasi kawasan Jalan Cikini Raya dengan mural karya para seniman. Saat ini, rencana tersebut masih dalam tahap pembicaraan dengan pegiat mural.

"Namun target nanti akhir tahun ini akan selesai," kata Kepala Bidang Pemasaran dan Atraksi Dinas Pariwisata DKI Jakarta, Hari Wibowo, saat ditemui di Jakarta, Rabu (15/9).

Mural yang akan dibuat dengan menggandeng seniman mural tersebut bertujuan untuk memperindah salah satu kawasan bersejarah di Jakarta ini. "Proyek dalam rangka beautifikasi kota ini, menggunakan sumber pendanaan lain selain dari APBD," kata Hari.

Meski demikian, Hari menyebutkan tidak semua mural akan bisa digambar di Cikini. Hanya mereka yang lolos seleksi rancangan yang akan diizinkan untuk menghiasi titik-titik yang telah ditentukan oleh Dinas Pariwisata, seperti tidak mengandung unsur SARA.

Hari belum bisa merinci lokasi yang akan dimural oleh para seniman karena masih harus diurus masalah perizinannya. "Saat ini titiknya belum fix karena ada gedung-gedung milik swasta yang kami masih mintakan izinnya, tapi yang pasti di tiang pancang KAI itu akan dihiasi mural," ujar Hari.

Cikini dan wilayah lainnya seperti Monas dan Pasar Baru untuk menjadi destinasi wisata perkotaan (urban tourism) di Ibu Kota. Pengembangan tersebut karena Pemprov DKI memandang ada nilai historis dari tempat-tempat tersebut, ditambah situasi pandemi Covid-19 yang masih menjangkiti Jakarta.

"Kami di Jakarta mencoba mengangkat wisata perkotaan melalui tempat-tempat bersejarah yang ada, tujuannya menghidupkan wisata perkotaan dengan target sasaran utama tentu warga kota sendiri mengingat situasi masih pandemi, dan ke depan akan diarahkan ke wisatawan domestik," kata Hari.

Hari menyebutkan, yang menjadi daya tarik wisata di Cikini adalah sejarahnya. Sepanjang jalan yang terletak tak jauh dari pusat pemerintahan Indonesia dan Provinsi DKI Jakarta itu berjejeran bangunan bersejarah dan memiliki kisah tersendiri melintas zaman dan waktu.

Berdasarkan penelusuran berbagai sumber, mulai dari era kolonial, kawasan Cikini berkembang seiring dengan perkembangan kawasan perumahan di Gondangdia yang tergambar pada Gedung Kantor Pos di ujung Jalan Cikini dan rumah pelukis terkenal, Raden Saleh Syarif Bustaman, yang sekarang menjadi kantor RS PGI Cikini. 

Era kemerdekaan hingga saat ini tergambar dari bangunan-bangunan dan usaha-usaha legendaris seperti Bakoel Coffe (1878), Rumah Ida Kurani Soedibjo yang menjadi lokasi tiket box berbagai acara di Jakarta, serta rumah dan pabrik roti Tan Ek Tjoan. Ada juga rumah pengusaha era kemerdekaan Hasjim Ning, tempat usaha kacamata orang Indonesia pertama, A Kasoem, hingga Taman Ismail Marzuki (TIM) yang dulunya merupakan halaman dan kebun binatang mini milik Raden Saleh.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement