Ahad 12 Sep 2021 20:19 WIB

Menjadi Guru Inspiratif di Masa Pandemi

Untuk menjadi inspiratif, seorang guru harus memiliki modal ilmu dan pengetahuan

Seorang guru mengenakan kostum wayang saat melakukan sosialisasi protokol kesehatan pada kegiatan Masa Orientasi Sekolah (MOS) di SMPN 9 Tegal, Jawa Tengah, Selasa (7/9/2021). Kegiatan jelang pembelajaran tatap muka tersebut untuk meningkatkan disiplin pelajar pentingnya penggunaan masker dan menerapkan protokol kesehatan ketika dilingkungan sekolah dan ditempat umum untuk menekan penyebaran COVID-19
Foto: ANTARA/Oky Lukmansyah
Seorang guru mengenakan kostum wayang saat melakukan sosialisasi protokol kesehatan pada kegiatan Masa Orientasi Sekolah (MOS) di SMPN 9 Tegal, Jawa Tengah, Selasa (7/9/2021). Kegiatan jelang pembelajaran tatap muka tersebut untuk meningkatkan disiplin pelajar pentingnya penggunaan masker dan menerapkan protokol kesehatan ketika dilingkungan sekolah dan ditempat umum untuk menekan penyebaran COVID-19

Oleh : Istiqomah S.Pd (Guru Bahasa Indonesia SMAN 1 Jetis, Bantul, DIY)

REPUBLIKA.CO.ID, “Mengajar berarti belajar lagi.” Ungkapan ini layak disandang oleh para guru, pejuang pendidikan. Dengan mengajar setiap hari, hakikatnya guru selalu belajar, belajar apa saja.  Pada saat mengajar dan mendidik di kelas maupun di luar kelas, guru akan belajar memahami kondisi murid, belajar memahami situasi kelas, belajar materi, belajar berbagai metode dan media pembelajaran, maupun belajar yang  ada hubungannya dengan dunia pendidikan lainnya, agar transfer of knowledge dapat berjalan semestinya.

Saat pandemi melanda dunia, berbagai sektor di seluruh dunia terdampak, termasuk sektor pendidikan di Indonesia. Pendidikan yang semula tatap muka langsung, menjadi pembelajaran online (daring) atau disebut juga pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau belajar dari rumah (BDR). Media yang dulu digunakan oleh guru pun menjadi total berubah. Meski pada waktu pembelajaran tatap muka, banyak guru sudah menggunakan media elektronik, namun saat pandemic covid 19 seperti sekarang ini, media pembelajaran berubah sembilan puluh derajat. Guru dan siswa dalam pembelajaran sistem daring dan harus menggunakan gawai agar proses pembelajaran tetap berlangsung.

Perlu keterampilan lebih dalam pembelajaran daring. Dalam pada itu. sebanyak 500 guru dari SD, SMP, SMA, dan SMK se-Jakarta Barat mengikuti Program Peningkatan Kompetensi yang digelar Fakultas Psikologi Universitas Mercubuana dan Pusat Pengembangan Kompetensi Pendidik, Tenaga Kependidikan dan Kejuruan (P2KPTK2) Jakarta Barat pada 9-15 Agustus 2021. Ratusan guru itu pun diminta meningkatkan wawasan dan keterampilannya di masa pandemi Covid-19. Diminta Tingkatkan Keterampilan di Masa Pandemi  (Republika.co.id. Rabu,  11 Agustus 2021).  Kegiatan yang dilakukan oleh para guru di Jakarta tersebut merupakan salah satu upaya peningkatan keterampilan guru agar melek teknologi dalam menyikapi pembelajaran daring..

 Setiap orang diberi kemampuam untuk menyerap ilmu. Demikian seorang guru. Kemampuan ini selayaknya ditindaklanjuti dengan melakukan kegiatan yang mendukungnya. Jika ini dilakukan, tujuan menjadi guru yang inspiratif di masa pandemi pasti terwujud. 

Guru inspiratif itu guru yang bagaimana?. Kata inspirasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Kamus versi online/dalam jaringan), inspirasi /in·spi·ra·si/ n ilham; menginspirasi/meng·in·spi·ra·si/ v menimbulkan inspirasi; mengilhami: mudah-mudahan acara historis itu dapat ~ kita untuk tujuan yang lebih mulia dan besar;. Dapat dikatakan bahwa kata inspirasi bemakna ilham, kemudian kata ilham diberi akhiran -if bermakna bersifat. Sehingga arti kata inspratif adalah   yang mampu memberi insprasi atau ilham. Selanjutnya kata guru yang inspiratif bermakna guru yang mampu memberi inspirasi atu ilham.

Untuk menjadi guru yang inspratif, seorang guru harus mempunyai modal, yaitu modal keterampilan dan pengetahuan yang cukup. Keterampilan dan pengetahuan guru bisa didapatkan dengan berbagai cara, salah satunya dengan mengasah keterampilan dan pengetahuan itu melalui semacam diklat atau workshop. Dan pada saat pandemic seperti sekarang ini, justru diklat-diklat atau workshop-workshop daring (online) banyak ditawarkan oleh berbagai lembaga pemerintah ataupun swasta. Jika selama ini, saat pembelajaran tatap muka langsung dengan jadwal mengajar yang padat, akan susah seorang guru untuk keluar kota mengikuti semacam diklat atau workshop. Penyebabnya antara lain waktu yang dibutuhkan untuk diklat atau workshop ini panjang, sehingga akan menganggu pembelajaran dengan siswa. Selain itu, masalah biaya juga menjadi kendala pelaksanaan diklat atau workshop dengan tatap muka  

Banyak keuntungan mengikuti diklat atau workshop online (daring) pada saat pandemic covid 19, yaitu terhindar dari risiko tertular virus covid 19, tidak mengganggu pembelajaran dengan siswa, dan menghemat biaya. Dapat dikatakan kegiatan workshop atau diklat daring (online)  sangat mudah dilakukan. Sehingga yang dibutuhkan oleh seorang guru pada saat pandemic covid seperti sekarang adalah  semangat dan mau berusaha keras agar mendapatkan ilmu sebanyak-banyaknya.  

Materi-materi yang didapat dari diklat atau workshop online adalah materi-materi yang aplikatif. Materi-materi itu dibutuhkan oleh guru untuk  mengajar secara online (daring). Dikatakan, memang pada saat masih pembelajaran tatap muka langsung, sudah banyak guru yang menggunakan media elektornik dalam menyampaikan ilmu kepada siswa. Tetapi pada saat pandemic covid 19, semua pembelajaran dilakukan secara daring (online). Media pembelajaran beralih melalui gawai, baik dengan ponsel atau komputer. Program-program dengan media online ini yang perlu dikuasai oleh semua  guru agar tidak gagap tekonologi, dan tetap mampu mengajar sebaik-baiknya di hadapan murid.    

 Dapat disimpulkan bahwa guru yang inspiratif pada saat pandemic covid 19  adalah guru yang tetap mengajar dengan segenap kemampuan yang dipunyai, mau meningkatkan ilmu pengetahuan yang sudah dimiliki, mau bekerja keras, mampu menunjukkan prestasinya, dan tidak pernah putus asa. Semangat ini akan mengilhami siapa pun, tidak hanya siswa, tetapi juga akan mengilhami rekan pengajar, dan masyarkat pada umumnya. Guru yang semangat mengajar akan membuat muridnya  semangat belajar, membuat rekan pengajar juga akan mau belajar lebih, dan membuat masyarakat umumnya juga semangat mendukung proses pendidikan di Indonesia.

Tentu saja kemampuan-kemampuan tersebut tetap menempatkan guru sebagai insan yang beriman,bertaqwa, dan berakhlak mulia. Sehingga sepandai-pandai siapa pun tidak akan pernah lupa kepada Tuhannya.       

 

 

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement