Jumat 10 Sep 2021 15:40 WIB

Dosen Masih Banyak yang Kesulitan Buat Jurnal Berkualitas

Jurnal menjadi kunci bagi perguruan tinggi dan dosen untuk meraih akreditasi. 

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Penandatanganan kerjasama antara DPD IAPA Jawa Barat dengan berbagai jurnal Perguruan Tinggi di Jawa Barat, Kamis (9/9)
Foto: Istimewa
Penandatanganan kerjasama antara DPD IAPA Jawa Barat dengan berbagai jurnal Perguruan Tinggi di Jawa Barat, Kamis (9/9)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Jurnal karya ilmiah, saat ini, menjadi kunci bagi perguruan tinggi dan dosen untuk meraih akreditasi. Sehingga, sudah banyak pelatihan digelar untuk menulis jurnal. 

Namun, menurut Ketua Indonesian Association for Public Administration (IAPA) Jawa Barat Dr H Yaya Mulyana Abdul Azis MSi, hingga saat ini kenyataannya masih banyak dosen ataupun perguruan tinggi kesulitan membuat jurnal berkualitas.   “Seringkali pengelola jurnal mengalami hambatan dari tulisan, editor dan lain sebagainya," ujar Yaya usai penandatanganan kerja sama antara DPD IAPA Jawa Barat dengan berbagai jurnal Perguruan Tinggi di Jawa Barat, Kamis petang (9/9).

Dikatakannya, hadirnya IAPA untuk membantu jika pengelola jurnal di sebuah kampus kekurangan penulis atau editor. Yaya mengatakan, saat ini jurnal menjadi kunci bagi perguruan tinggi dan dosen untuk meraih akreditasi ataupun pun untuk meraih gelar dalam pendidikan tinggi. 

Pihkanya menyadari akan pentingnya jurnal baik untuk kepentingan dosen, instansi maupun akreditasi kampus. Oleh karena itu, IAPA mewadahi Perguruan Tinggi agar jurnalnya semakin berkualitas.

Untuk mendapatkan jurnal yang berkualitas, kata Yaya, hal yang dilakukan adalah dengan pengelolaan dan manajemen. “Seringkali pengelola jurnal mengalami hambatan dari tulisan, editor dan lain sebagainya. Hadirnya IAPA untuk membantu jika pengelola jurnal di sebuah kampus kekurangan penulis atau editor,” katanya.

IAPA, kata dia, akan melakukan pembinaan untuk dosen di berbagai pergruan tinggi yang akan bekerja sama dengan pihak IAPA hingga meraih akreditasi Sinta 1 bahkan internasional. Selain itu, IAPA juga melakukan pembinaan terkait bagaimana perguruan tinggi bisa mendapatkan sumber tulisan seperti yang berasal dari karya mahasiswa baik skripsi, tesis, maupun disertasi.

“Nantinya hasil karya mahasiswa harus dikelola baik sehingga jurnalnya layak dipublish,” kata Yaya.

Acara kerja sama IAPA sendiri, diselenggarakan bersama Pascasarjana Universitas Pasundan dengan berbagai jurnal Perguruan Tinggi di Jawa Barat. Acara ini dilaksanakan secara hybrid di gedung Pascasarjana Unpas, Jl. Sumatra No. 41 Kota Bandung dan virtual melalui zoom.

Menurut Wakil Direktur I Pascasarjaan Unpas Prof Dr Bambang Heru P MS, Pascasarjana Unpas menyambut gembira terobosan IAPA Jawa Barat untuk berkolaborasi dalam menulis jurnal. “Salah satu tujuan dari Pascasarjana tidak lain adalah untuk meningkatkan karya tulis ilmiah, sehingga kami terus mempersiapkan diri untuk membuat penelitian ditingkat internasional,” katanya.

Pascasarjana Unpas ke depan, kata Bambang, akan melakukan pertemuan dengan dosen untuk mengupas terkait informasi penulisan jurnal dan pengabdian masyarakat yang bekerja sama perguruan tinggi luar. “Tahun ini, akan kami fokuskan bagaimana meningkatkan produktivitas penulisan jurnal di pascasarjana,” katanya.

Bambang menilai, dengan kualitas jurnal yang baik, maka Pascasarjana Unpas dan perguruan tinggi lainnya di Jawa Barat tidak akan terkendala dalam mengirimkan jurnalnya agar bisa diterbitkan dalam skala internasional. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement