Kamis 09 Sep 2021 15:11 WIB

20 Tahun Usai Tragedi 9/11, Dua Korban Lagi Teridentifikasi

Masih ada lebih dari 1.100 korban tragedi 9/11 yang belum teridentifikasi

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
Serangan ke menara kembar WTC di New York 11 September 2001
Foto: AP
Serangan ke menara kembar WTC di New York 11 September 2001

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) memperingati 20 tahun tragedi 9/11 yakni aksi serangan teror yang meruntuhkan gedung World Trade Center (WTC) di New York pada 11 September 2001 lalu. Sebanyak 2.753 orang tewas dalam kejadian tersebut.

Pada Kamis (9/9), dua lagi korban tragedi 9/11 berhasil diidentifikasi. Pertama adalah Dorothy Morgan, warga Hempstead, New York. Ia menjadi korban ke-1.646 yang berhasil teridentifikasi lewat analisis DNA. Sementara korban ke-1.647 adalah seorang pria yang namanya dirahasiakan atas permintaan keluarganya.

Baca Juga

Morgan dan pria itu diidentifikasi oleh New York City's Office of Chief Medical Examiner. Mereka menggunakan teknologi forensik baru dan kemajuan dalam ilmu DNA dalam proses analisisnya. Identitas Morgan dikonfirmasi melalui tes DNA dari sisa-sisa jasad yang ditemukan pada 2001. Sementara Identitas pria yang tidak dipublikasikan identitasnya dikonfirmasi melalui potongan yang ditemukan pada tahun 2001, 2002, dan 2006.

"20 tahun lalu, kami berjanji kepada keluarga korban WTC untuk melakukan apa pun selama diperlukan untuk mengidentifikasi orang yang mereka cintai, dan dengan dua identifikasi baru ini, kami terus memenuhi kewajiban suci itu," kata Barbara A. Sampson, kepala pemeriksa medis kota New York dikutip laman NBC News.

Ini adalah pertama kalinya dalam dua tahun jenazah korban 9/11 diidentifikasi. Masih ada lebih dari 1.100 korban, setidaknya 40 persen dari mereka yang meninggal pada 9/11, yang belum teridentifikasi.

Menurut The New York Times, para ilmuwan forensik sedang menguji dan menguji ulang lebih dari 22 ribu bagian tubuh yang ditemukan di situs WTC. Sebagian besar pengujian dilakukan dengan menggunakan fragmen tulang seukuran Tic Tac.

Menurut New York City's Office of Chief Medical Examiner, upaya lama untuk mengidentifikasi korban serangan WTC dianggap sebagai penyelidikan forensik terbesar dan paling kompleks dalam sejarah AS. “Tidak peduli berapa lama waktu berlalu sejak 11 September 2001, kami tidak akan pernah lupa dan kami berjanji untuk menggunakan semua alat yang kami miliki untuk memastikan semua orang yang hilang dapat bersatu kembali dengan keluarga mereka,” kata Sampson.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement