Kamis 09 Sep 2021 08:15 WIB

Eks Presiden Ashraf Ghani Minta Maaf ke Rakyat Afghanistan

Ghani mengklaim kepergiannya untuk menghindari risiko pertempuran yang semakin parah.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Nur Aini
 Mantan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani
Foto: EPA-EFE/JALIL REZAYEE
Mantan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL – Mantan presiden Afghanistan Ashraf Ghani yang melarikan diri pada bulan lalu setelah Taliban memasuki Kabul, meminta maaf kepada rakyat Afghanistan. Dia menyesali dirinya tidak bisa mengakhiri konflik dengan cara yang berbeda.

Dia mengaku pergi dari Kabul adalah keputusan tersulit dalam hidupnya. Ghani mengeklaim kepergiannya untuk menghindari risiko pertempuran yang semakin parah. Dalam sebuah pernyataan di Twitter, Ghani menegaskan, tujuan dia meninggalkan Afghanistan hanya untuk menyelamatkan Kabul dan 6 juta warganya.

Baca Juga

“Saya pergi atas desakan keamanan istana yang menasihati saya. Saya tidak pernah berniat meninggalkan rakyat saya,” kata Ghani, dilansir Daily Sabah, Kamis (9/9).

Pernyataan Ghani pada Rabu berusaha untuk menolak tuduhan korupsi dan menyangkal klaim bahwa pemimpin Afghanistan melarikan diri dengan membawa uang jutaan dolar. Ghani menyebut tuduhan itu sepenuhnya salah.

“Korupsi adalah wabah yang melumpuhkan negara kita selama beberapa dekade dan memerangi korupsi telah menjadi fokus utama dari upaya saya sebagai presiden. Saya telah mengumumkan secara terbuka semua aset saya,” ujar dia.

Dia juga menyerukan adanya penyelidikan independen di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atas keuangannya. Beberapa jam setelah berita pelarian Ghani pada 15 Agustus, Kedutaan Besar Rusia mengeklaim pemimpin Afghanistan itu bergegas meninggalkan negara dengan mobil dan helikopter yang penuh uang. Sebelumnya, Ghani juga dituding korupsi oleh para kritikus dan aktivis.

“Saya memberikan penghargaan dan rasa hormat saya yang mendalam atas pengorbanan semua warga Afghanistan, terutama tentara Afghanistan dan keluarga mereka selama 40 tahun terakhir. Saya meminta maaf kepada orang-orang Afghanistan. Mereka tidak pernah goyah dan akan membimbing saya selama sisa hidup saya,” tambahnya.

Perang antara pasukan Taliban dan Afghanistan meningkat ketika pasukan asing mengumumkan penarikan mereka pada 11 September, peringatan 20 tahun serangan 9/11 yang mengarah pada invasi AS. Taliban meluncurkan pemerintah sementara baru pada Selasa, hampir tiga pekan setelah merebut Kabul dan mengumumkan perebutan kekuasaan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement