Rabu 08 Sep 2021 22:25 WIB

Manggarai Timur Kembangkan 5 Desa Wisata Berbasis Masyarakat

Masyarakat dinilai belum menyadari pariwisata sebagai sumber mata pencaharian.

Manggarai Timur Kembangkan 5 Desa Wisata Berbasis Masyarakat. Sejumlah kapal wisata pinisi lego jangkar di perairan dekat Dermaga Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Jumat (30/7/2021). Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Barat mencatat selama periode Januari hingga pertengahan Juli 2021 jumlah wisatawan yang berkunjung ke Labuan Bajo berkisar 19 ribu wisatawan atau menurun dibandingkan periode sama tahun lalu yang mencapai 30 ribu wisatawan.
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Manggarai Timur Kembangkan 5 Desa Wisata Berbasis Masyarakat. Sejumlah kapal wisata pinisi lego jangkar di perairan dekat Dermaga Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Jumat (30/7/2021). Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Barat mencatat selama periode Januari hingga pertengahan Juli 2021 jumlah wisatawan yang berkunjung ke Labuan Bajo berkisar 19 ribu wisatawan atau menurun dibandingkan periode sama tahun lalu yang mencapai 30 ribu wisatawan.

IHRAM.CO.ID, LABUAN BAJO -- Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur, mengembangkan lima desa wisata dengan konsep pariwisata berbasis masyarakat.

"Dalam konsep ini masyarakat digerakkan sebagai pelaku utama dalam pembangunan pariwisata terutama pembangunan desa wisata," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Manggarai Timur Albertus Rangkak, Rabu (8/9).

Baca Juga

Dia mengatakan lima desa wisata tersebut memiliki potensi yang beragam. Pertama, Desa Wisata Colol dengan potensi agrowisata kopi dan atraksi wisata budaya.

Berikutnya, Desa Wisata Golo Loni dengan wisata buatan Golo Depet, river tubing, wisata pertanian, dan pesona Danau Rana Mese. Selanjutnya, Desa Wisata Compang Ndejing dengan potensi utama wisata pantai, aktivitas nelayan, dan aktivitas pertanian seperti pengolahan sawah secara tradisional).

Ada juga Desa Wisata Bamo yang menyajikan atraksi seni budaya tarian vera, ritual adat kebhu, perkemahan di sabana Nanga Rawa, wisata pantai, dan aktivitas nelayan. Terakhir, Desa Wisata Nanga Mbaur dengan wisata pantai, pengamatan satwa langka buaya darat (rugu) atau komodo, dan atraksi pertanian masyarakat lokal.

Albertus menilai berbagai potensi desa wisata dapat dikembangkan dengan konsep pariwisata berbasis masyarakat seperti menyiapkan paket wisata dan cenderamata yang berkolaborasi dengan pentahelix pariwisata. Jika hal itu berjalan, ada percepatan pembangunan pariwisata dan ekonomi kreatif serta pariwisata berkelanjutan.

Selain itu, masyarakat juga akan sangat bertanggung jawab dalam pembangunan. Dampak dari peningkatan ekonomi di desa wisata bisa dirasakan langsung oleh masyarakat di desa wisata.

Guna pengembangan lima desa wisata tersebut, pemerintah Kabupaten Manggarai Timur melakukan upaya peningkatan kapasitas sumber daya manusia secara bertahap dan berkelanjutan, antara lain melalui pelatihan pengelolaan desa wisata, pengelolaan home stay, digitalisasi branding, pemasaran dan pelatihan memandu. Albertus mengakui tantangan terbesar pengembangan pariwisata adalah kesadaran masyarakat lokal itu sendiri.

Dia melihat masyarakat belum menyadari pariwisata sebagai sumber mata pencaharian yang dapat meningkatkan ekonomi masyarakat lokal serta pemicu tumbuh dan berkembangnya pusat pertumbuhan ekonomi baru. Namun, pemerintah akan terus berupaya secara bertahap dan berkelanjutan melakukan sosialisasi, pelatihan, dan pendampingan bagi masyarakat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement