Rabu 08 Sep 2021 18:46 WIB

Infrastruktur Iptek Nuklir Indonesia Terbuka untuk Global

Infrastruktur iptek nuklir itu bisa lebih bermanfaat bagi pengguna lokal dan global.

Infrastruktur Iptek Nuklir Indonesia Terbuka untuk Global. Kolam reaktor riset nuklir di reaktor serba guna G.A. Siwabessy milik Badan Tenaga Atom (BATAN), Puspiptek, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (23/4).
Foto: Antara/BNPT/RN
Infrastruktur Iptek Nuklir Indonesia Terbuka untuk Global. Kolam reaktor riset nuklir di reaktor serba guna G.A. Siwabessy milik Badan Tenaga Atom (BATAN), Puspiptek, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (23/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan infrastruktur ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) nuklir di Indonesia akan dikembangkan sebagai platform terbuka untuk global.

"Fasilitas-fasilitas ini kurang bermanfaat jika hanya digunakan oleh peneliti di BRIN saja atau hanya digunakan oleh peneliti lokal di seluruh Indonesia. Saya percaya fasilitas ini akan lebih bermanfaat dalam jangka panjang bagi kita semua jika menjadi platform global terbuka untuk riset nuklir," kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko dalam The 4th International Conference on Nuclear Energy Technologies and Sciences secara virtual di Jakarta, Rabu (8/9).

Baca Juga

Indonesia memiliki tiga reaktor riset yang hingga kini tetap beroperasi dengan baik, yakni Reaktor TRIGA 2000 di Bandung, Reaktor Kartini di Yogyakarta, dan Reaktor GA Siwabessy di Serpong, Tangerang Selatan, Banten. Dengan menjadi platform terbuka bagi global, maka infrastruktur iptek nuklir tersebut bisa lebih bermanfaat bagi pengguna lokal dan global.

Handoko menilai platform global terbuka untuk infrastruktur iptek nuklir sangat penting karena riset nuklir membutuhkan infrastruktur canggih dan mahal yang tidak terjangkau oleh kebanyakan institusi riset khususnya di Indonesia dan para pelaku bisnis. "Kami diharapkan dapat menciptakan ekosistem penelitian terbuka dan kolaboratif yang memenuhi standar global," ujar mantan kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia itu.

Selain sebagai platform global terbuka untuk riset, infrastruktur iptek nuklir tersebut juga akan menjadi platform pendidikan untuk talenta muda melalui kolaborasi riset bersama komunitas global. BRIN juga mengundang kolaborasi riset nuklir untuk mempercepat transfer iptek nuklir yang akan mendukung ekosistem iptek nuklir di Tanah Air. Handoko mengharapkan adanya peningkatan pemanfaatan fasilitas atau infrastruktur riset nuklir untuk kepentingan kemajuan Iptek nuklir dan bagi pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement