Kamis 02 Sep 2021 09:51 WIB

Irak Beli Drone, Helikopter, dan Alat Militer Buatan Turki

Turki bertekad menjadi negara terdepan dalam teknologi drone tempur.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Pesawat udara tak berawak (UAV) atau drone Bayraktar TB2 (Tactical Block 2) buatan Turki.
Foto: defenceturkey.com
Pesawat udara tak berawak (UAV) atau drone Bayraktar TB2 (Tactical Block 2) buatan Turki.

REPUBLIKA.CO.ID,BAGHDAD -- Irak telah menyatakan minatnya untuk membeli kendaraan udara tak berawak (UCAV), helikopter, dan perangkat keras militer buatan Turki.

Menteri Pertahanan Irak Juma Inad dalam sebuah wawancara dengan televisi Al-Sharqiya mengatakan, industri militer Turki sangat maju. Dilansir Middle East Monitor, Kamis (2/9), Inad mengatakan, Baghdad tertarik untuk membeli UCAV Bayraktar TB2, 12 Helikopter Pengintai, dan Serangan Taktis T129 individu (ATAK). Irak juga telah mengirim permintaan untuk membeli enam sistem peperangan elektronik Koral, Turki. Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar bertemu dengan Inad untuk membahas masalah pertahanan dan keamanan, serta kerja sama bilateral dan regional.

Baca Juga

Teknologi drone tempur Turki telah masuk ke peringkat tiga besar dunia. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, Turki bertekad menjadi negara terdepan dalam teknologi drone tempur.

"Kendaraan udara tempur tak berawak kami, Akinci, telah menjadi salah satu dari tiga negara yang paling maju di dunia dalam hal teknologi,” kata Erdogan.

Erdogan mengatakan, Turki harus mengembangkan teknologi baru. Dia menambahkan, ke depan Turki akan mengembangkan drone bersenjata yang dapat lepas landas dan mendarat di kapal induk dengan landasan pacu pendek. Drone tersebut akan digunakan untuk misi di luar negeri.

Erdogan juga memuji penggunaan ekstensif Turki atas produk-produk pertahanan dalam negeri, yang melonjak dari 20 persen menjadi sekitar 80 persen dalam beberapa tahun terakhir. Pada 8 Juli, Bayraktar Akinci membuat sejarah penerbangan Turki dengan naik ke ketinggian 38.039 kaki (11.594 meter).

Penerbangan tersebut membuat Akinci mencetak rekor baru, dengan penerbangan yang berlangsung selama 25 jam 46 menit. Hingga saat ini Akinci telah melakukan 874 serangan mendadak dalam penerbangan uji dan pelatihan.

Akinci mencapai targetnya dengan akurasi penuh dalam uji tembak 5 Juli, menggunakan amunisi hulu ledak yang dikembangkan oleh produsen roket Turki Roketsan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement