Kamis 02 Sep 2021 04:15 WIB

Aliansi Ilmuwan: Indonesia Harus Punya CDC Seperti Amerika

Akan ada pandemi berikutnya, Indonesia dinilai perlu mendirikan CDC.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Reiny Dwinanda
Ilustrasi kasus Covid-19 di Indonesia. Aliansi Ilmuwan Indonesia mengingatkan Covid-19 bukan pandemi terakhir yang akan melanda dunia. Indonesia dinilai membutuhkan badan serupa Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di Amerika Serikat untuk pencegahan dan penanganan wabah di masa depan.
Foto: MgIT03
Ilustrasi kasus Covid-19 di Indonesia. Aliansi Ilmuwan Indonesia mengingatkan Covid-19 bukan pandemi terakhir yang akan melanda dunia. Indonesia dinilai membutuhkan badan serupa Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di Amerika Serikat untuk pencegahan dan penanganan wabah di masa depan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aliansi Ilmuwan Indonesia untuk Penyelesaian Pandemi menyarankan pemerintah membentuk badan tersendiri yang mengurus wabah, seperti Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di Amerika Serikat. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit itu bertugas mencegah dan menangani wabah di masa depan.

Pakar sosiologi bencana dari Nanyang Technological University Sulfikar Amir menyayangkan Indonesia saat ini tak mempunyai sistem penanganan wabah yang memadai. Alhasil, pemerintah Indonesia gagap saat dihantam wabah seperti Covid-19.

Baca Juga

"Kita punya Kementerian Kesehatan, tapi kapasitasnya sangat terbatas. Indonesia butuh sebuah sistem tata kelola pandemi untuk mendeteksi, penanganan, dan penyelesaian wabah penyakit pada skala nasional," kata Sulfikar dalam webinar yang diadakan pada Rabu (1/9).

Sulfikar merekomendasikan agar Indonesia meniru badan seperti CDC yang ada di Amerika. Ia berharap badan itu dapat mengambil respons cepat ketika muncul wabah.

"Pandemi Covid-19 bukan pandemi terakhir, akan ada pandemi berikutnya. Kita tidak tahu kapan dan bagaimana, makanya kita perlu siapkan sistem antisipasinya," ujar Sulfikar.

Baca juga : Ilmuwan Peringatkan Bahaya Varian Baru Covid-19

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement