Rabu 01 Sep 2021 11:37 WIB

Pemkot Jakbar Imbau Siswa ke Sekolah tak Naik Angkutan Umum

Orang tua diimbau mengantar dan menjemput anaknya di sekolah.

Pemerintah Kota Jakarta Barat mengimbau orang tua siswa tidak membiarkan anaknya pergi ke sekolah naik angkutan umum (ilustrasi).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Pemerintah Kota Jakarta Barat mengimbau orang tua siswa tidak membiarkan anaknya pergi ke sekolah naik angkutan umum (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Kota Jakarta Barat mengimbau orang tua siswa tidak membiarkan anaknya pergi ke sekolah naik angkutan umum. Hal tersebut dilakukan demi memperkecil potensi penularan Covid-19 yang mungkin terjadi di dalam angkutan umum.

"Untuk menghindari anak bersinggungan dengan orang lain di angkutan umum yang belum kita ketahui kondisinya," kata Kepala Seksi Pendidikan dan Tenaga Pendidikan Jakarta Barat II, Masduki, saat ditemui di SDN 03 Duri Kepa Jakarta Barat, Rabu (1/9).

Masduki berharap orang tua murid mengantar langsung anak-anaknya ke sekolah. Setelah jam pembelajaran tatap muka (PTM), orang tua murid atau siswa bisa langsung menjemput anaknya di sekolah.

Masduki juga mengimbau orang tua murid tidak menunggu anaknya di lingkungan sekolah agar tidak menciptakan kerumunan. Dengan demikian, dia berharap pola tersebut dapat membantu siswa dan orang tua murid terhindar dari paparan Covid-19.

 

Sejumlah sekolah di wilayah Jakarta Barat kini menggelar PTM hari kedua. Salah satunya SDN 03 Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. 

Baca juga : Jika Ada Siswa Positif Covid, PTM Dihentikan Tiga Hari

Di SDN 03 Duri Kepa, terlihat ada fasilitas tempat cuci tangan dan tanda berbaris yang berjarak di gerbang sekolah. Di tangga pun, pihak sekolah memberikan pembatasan berupa tali untuk membedakan mana jalur naik dan turun. Sesampai di lantai satu, terdapat dua kelas yang ditempati siswa kelas II. Di dalamnya terdapat 15 siswa ditambah satu guru yang sedang mengajar.

Naik ke lantai selanjutnya, terdapat dua kelas yang ditempati kelas VI. Per kelasnya diisi 15 siswa dan satu guru. Mereka semua terpantau menerapkan protokol kesehatan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement