Rabu 01 Sep 2021 07:17 WIB

Sebagian Besar Wali Surabaya tak Izinkan Anaknya Ikuti PTM

PTM terbatas akan dilakukan secara bertahap mulai Senin (6/9).

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Dwi Murdaningsih
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada pelajar di Islamic Center Surabaya, Jawa Timur, Kamis (12/8/2021). Pemkot Surabaya menggelar vaksinasi COVID-19 dosis kedua secara massal bagi pelajar Sekolah Menengah Pertama dengan target sekitar 5.700 penerima vaksin guna mewujudkan kekebalan kelompok.
Foto: ANTARA/Didik Suhartono
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada pelajar di Islamic Center Surabaya, Jawa Timur, Kamis (12/8/2021). Pemkot Surabaya menggelar vaksinasi COVID-19 dosis kedua secara massal bagi pelajar Sekolah Menengah Pertama dengan target sekitar 5.700 penerima vaksin guna mewujudkan kekebalan kelompok.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dinas Pendidikan Kota Surabaya melakukan berbagai persiapan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas jenjang SD dan SMP. Kepala Dispendik Surabaya Supomo mengatakan, pelaksanaan PTM terbatas tetap mengutamakan persetujuan dari wali murid dalam bentuk Surat Persetujuan Wali Murid.

“Yang tidak kalah penting adalah kami meminta kesediaan kepada wali murid dalam bentuk surat pernyataan kalau anaknya diperkenankan untuk mengikuti PTM,” kata Supomo di Surabaya, Selasa (31/8).

Baca Juga

Supomo mengungkapkan, berdasarkan data yang dimiliki Dispendik Surabaya, untuk jenjang SMP hingga saat ini baru sekitar 6,4 persen wali murid yang menyetujui atau mengizinkan anaknya mengikuti PTM terbatas. Adapun total pelajar SMP yang ada di Surabaya sekitar 115.000 siswa.

“Untuk yang siswa SD sudah lebih banyak wali murid yang menyetujui. Persentasenya sebesar 9,2 persen,” ujarnya.

Supomo menjelaskan, persentase wali murid tertinggi yang mengizinkan anaknya untuk mengikuti PTM datang dari Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), yaitu 50,2 persen. Lalu, hanya sekitar 0,5 persen wali murid dari Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) yang mengizinkan putra-putrinya mengikuti PTM terbatas.

“PKBM itu seperti kejar paket A, B, dan C itu persentasenya sebesar 50,2 persen. Sementara dari LKP hanya 0,5 persen saja,” kata dia

Supomo mengaku tidak khawatir meskipun masih sedikit wali murid yang mengizinkan putra-putrinya mengikuti PTM terbatas. Menurutnya, hal ini terjadi dikarenakan saat ini banyak wali murid yang masih memantau situasi terkini pandemi Covid-19 dan ingin melihat terlebih  dahulu bagaimana jalannya PTM terbatas.

“Saya kira nanti ketika anak-anak yang lain sudah belajar dan mereka merasa nyaman dan aman, saya kira nanti mereka akan menyusul atau menyetujui anaknya megikuti PTM,” ujarnya.

Ia menjelaskan, PTM terbatas akan dilakukan secara bertahap mulai Senin (6/9). Kapasitas maksimal ruang kelas pun hanya 25 persen. Hal ini sesuai dengan arahan dari Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.

Ia mengaku, asesmen terhadap sekolah dalam memastikan kesiapan PTM juga masih terus dilakukan. Ia mengaku telah membentuk tim agar proses asesmen dapat terselesaikan dengan cepat. “Jumlah sekolah dari jenjang SD-SMP kita kan banyak. Sehingga kita berharap proses asesmen bisa segera terselesaikan,” ujarnya.

Selain itu, Dispendik juga menyiapkan satgas percepatan penanganan Covid-19 yang terdiri dari guru dan tenaga kependidikan di setiap sekolah. Rencananya, ia juga akan melibatkan murid sebagai Satgas Covid-19 tersebut. Sebab, keikutsertaan murid itu dapat memberikan tambahan pengetahuan tentang cara mencegah persebaran Covid-19 kepada murid lainnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement