Selasa 31 Aug 2021 13:21 WIB

Kontaminasi Vaksin Covid-19 di Okinawa dari Jarum Suntik

Vaksin Moderna yang digunakan di prefektur selatan Okinawa dihentikan sementara

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Vaksin Covid-19 Moderna, ilustrasi
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Vaksin Covid-19 Moderna, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Menteri Kesehatan Jepang Norihisa Tamura pada Selasa (31/8) mengatakan, kontaminasi yang ditemukan dalam vaksin Covid-19 di Okinawa disebabkan oleh jarum suntik yang ditancapkan dalam botol vaksin. Vaksin Moderna yang digunakan di prefektur selatan Okinawa dihentikan sementara pada Ahad (29/8), setelah ditemukan partikel asing dalam botol vaksin dan jarum suntik.

Kementerian Kesehatan mengatakan partikel asing itu kemungkinan disebabkan oleh jarum yang dimasukkan ke dalam botol vaksin dengan cara tidak benar sehingga mematahkan potongan sumbat karet. Jumlah vaksin Covid-19 Moderna di Jepang yang terkontaminasi partikel bertambah satu juta dosis dan telah ditangguhkan penggunaannya. Sebelumnya, zat asing dikabarkan telah ditemukan pada botol-botol vaksin Moderna.

Baca Juga

Dua orang meninggal setelah menerima dosis vaksin dari kelompok botol yang tercemar. Penangguhan yang berdampak pada lebih dari 2,6 juta dosis vaksin tersebut dilakukan di tengah upaya Jepang melawan gelombang Covid-19 terburuk, yang dipicu oleh varian Delta.

Kasus infeksi harian di negara itu untuk kali pertama telah melewati angka 25 ribu pada bulan ini di tengah lambatnya pemberian vaksin. Laporan terakhir kasus kontaminasi datang dari Prefektur Gunma dekat Tokyo dan Prefektur Okinawa di selatan, yang mendorong penangguhan dua lot vaksin pada Ahad (29/8) setelah 1,63 juta dosis ditarik pekan lalu.

"Sebuah zat hitam kecil ditemukan dalam botol vaksin Moderna di Gunma," kata seorang pejabat prefektur setempat.

Di Okinawa, zat hitam terlihat di sejumlah jarum suntik dan sebuah botol, dan materi berwarna merah muda ditemukan pada sebuah jarum suntik yang lain. Kementerian kesehatan Jepang mengatakan beberapa insiden mungkin disebabkan oleh jarum suntik yang dimasukkan secara tidak benar sehingga mematahkan sebagian sumbat karetnya. 

"Botol-botol vaksin lain dari lot yang sama tetap dapat dipakai," kata Kementerian Kesehatan pada Senin (30/8).

Kasus kontaminasi tersebut terungkap menyusul laporan pemerintah pada Sabtu (28/8) bahwa dua orang meninggal setelah menerima suntikan vaksin Moderna dari lot-lot yang akhirnya ditangguhkan. Pemerintah sebelumnya mengatakan tak ada isu keamanan dan kemanjuran yang teridentifikasi dan penangguhan itu merupakan tindakan pencegahan. Penyebab kematian dua orang tersebut masih diselidiki. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement