Sabtu 28 Aug 2021 14:14 WIB

Gelfoam Penghilang untuk Luka Pascapencabutan Gigi

Gelfoam dapat mengontrol perdarahan pascapencabutan gigi dalam waktu 10 menit.

Dokter memeriksa gigi anak-anak.
Foto: Republika/ Wihdan
Dokter memeriksa gigi anak-anak.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Lima Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi (FKG ) Universitas Brawijaya (UB) membuat inovasi gelfoam kombinasi kitosan dan ekstrak biji alpukat (Perseaamericana mill) untuk penyembuhan luka pascapencabutangigi. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2018, prevalensi pencabutan gigi di Indonesia mencapai 7,9 persen.

"Gelfoam atau gelatin foam dapat mengontrol perdarahan pascapencabutan gigi dalam waktu kurang dari 10 menit," kata anggota tim pembuat gelfoam Oliresianela di Malang, Jawa Timur, Sabtu (28/8).

Dia mengatakan, spons gelatin ini berasal dari gelatin murni yang berbentuk spons lentur, berpori, dan mudah menyerap. Sementara, lanjutnya, Indonesia adalah negara penghasil udang terbesar ketiga di dunia. 

Kulit udang mencapai 45-55 persen dari berat total dengan nilai ekonomis yang rendah dan dianggap sebagai limbah, padahal mengandung kitin yang dapat menghasilkan kitosan. Kitosan memiliki berbagai keistimewaan, seperti bersifat antioksidan, antibakteri, antiinflamasi, dapat menjadi agen penggumpal, dan dapat diserap oleh tubuh.

Menurut dia, kombinasi kitosan dan molekul bioaktif lain meningkatkan sifat mekanik, penyerapan protein, serta biomineralisasi. "Oleh karena itu, kami mengombinasikan kitosan dengan molekul bioaktif dari ekstrak biji alpukat," paparnya.

Sedangkan biji alpukat mengandung minyak atsiri, senyawa bioaktif, serat, dan sumber karbon hingga 15 persen dari total berat dan dapat menjadi alternatif obat berbagai penyakit. Belum tersedianya produk komersial gelfoam berbahan herbal ini, katanya, mendorong kelompok tersebut berinovasi mengombinasikan kitosan dan bahan aktif ekstrak biji alpukat untuk menunjang daya guna gelfoam.

Tim gelfoam FKG UB itu beranggotakan Oliresianela, Esra Kusteniuk Simanjuntak, Fiorina Divasinta Mirelia Marsudi, Langit Jingga, dan Nabila Oktavina Dwiputri. Kelima mahasiswa FKG itu di bawah bimbingan drg. Diah, Sp. Perio.

"Inovasi ini diharapkan bisa dikembangkan maksimal dan dapat menjadi alternatif penyembuhan luka pascapencabutan gigi," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement